Sebuah lukisan berukuran besar menggambarkan aksi demonstrasi besar-besaran saat detik-detik pembubaran Lokalisasi Dolly menjadi lukisan utama yang terpajang di Visma Art Galery, di antara lukisan-lukisan lain yang unik satu sama lain.
Lukisan-lukisan itu adalah karya anak-anak jalanan dan anak berkebutuhan khusus dari UPTD Lingkungan Pondok Sosial Kalijudan dan Kampung Anak Negeri.
Ada 14 pelukis anak-anak yang telah menggoreskan cat di kanvas yang dipamerkan, Kamis (17/8/2017). Lukisan tentang situasi aksi demonstrasi itu adalah karya bersama anak-anak di Kampung Anak Negeri.
Dayat, salah satu pelukisnya mengatakan, lukisan itu digambar dari foto yang mengabadikan kejadian demonstrasi itu dan dikerjakan bersama dengan teman-temannya yang lain.
“Dari foto yang memang dipilih sendiri oleh teman-teman lalu dilukis bersama. Ya, memang pingin aja, ya kan?” Tanyanya kepada Yusuf, temannya di Kampung Anak Negeri yang turut melukis di lukisan besar itu.
Pameran lukisan itu merupakan yang keenam kalinya digelar untuk memamerkan karya-karya dari anak-anak jalanan dan anak berkebutuhan khusus yang menjalani pendidikan non formal di Lingkungan Pondok Sosial Kalijudan dan Kampung Anak Negeri.
Di pondok sosial itu, Pemkot Surabaya mendatangkan pelatih khusus untuk berbagai bidang kesenian dan olahraga, termasuk melukis.
Erni Lutfiyah Kepala UPTD Lingkungan Pondok Sosial Kalijudan dan Kampung Anak Negeri mengatakan, mendidik anak-anak yang rata-rata berasal dari keluarga broken home bukan perkara mudah.
“Memang benar di awal-awal itu mereka sangat sulit diatur. Kami harus bersabar dan terus mengarahkan mereka pada kegiatan-kegiatan yang positif,” katanya kepada suarasurabaya.net.
Di awal-awal mereka masuk di lingkungan pondok sosial Kampung Anak Negeri, mereka seringkali bertindak di luar batas. Sampai-sampai, kata Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, kaca di bangunan pondok sosial itu sering diganti karena pecah.
Tapi kini, mereka telah menjadi anak-anak yang santun dan kreatif. Masing-masing menggeluti bidang yang mereka sukai. Ada yang suka olahraga sehingga memenangkan berbagai kejuaraan, ada yang melukis dan telah mengikuti banyak pameran.
“Tuhan menciptakan setiap orang berbeda-beda, karena di situlah keindahannya,” demikian sekelumit sambutan Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat membuka pameran lukisan tersebut.
“Kalau semua orang di dunia ini ganteng dan cantik, dan pintar semuanya, pasti akan berantem. Makanya Tuhan menciptakan orang berbeda-beda. Ada yang pintar melukis, ada yang baik hati, ada yang hidungnya pesek seperti saya,” ujarnya.
Berkaitan dengan HUT Kemerdekaan RI, Risma mengajak para undangan dan orang tua anak-anak berkebutuhan khusus yang hadir untuk terus bergandengan tangan, bekerja sama menyongsong Indonesia yang lebih baik lagi.(den/dwi)