Minggu, 1 Desember 2024

Menghapus Stigma Negatif, Penari Tayub Harus dalam Keadaan Sadar

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Ilustrasi.

Upaya menghapus stigma negatif Tayub, kesenian tradisional dari kabupaten Tuban, Jawa Timur, bukan menjadi perkara yang mudah.

Karena Tayub telah indetik dengan menenggak minuman keras, mabuk mabukan, dan rawan keributan, dipicu rasa cemburu gara-gara rebutan penari wanita atau ledek.

Namun, upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban dan masyarakat untuk mengembalikan jati diri kesenian tarian Tayub sebagai media pergaulan dan silaturahmi bisa ditunjukan dari upaya mereka mengubah stigma itu.

Misalnya dengan adanya larangan-larangan tertentu. Saat tampil, penari perempuan maupun laki-laki dilarang menenggak minuman keras, tidak dengan kondisi mabuk, tidak mengkonsumsi narkoba, dan harus menjaga sopan santun.

Jadinya, saat kesenian Tayub tampil di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia (TMII) Jakarta, Minggu (17/9/2017) mendapat perhatian dari masyarakat yang hadir saat itu. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa ikut menari dengan iringan musik gamelan jawa.

“Ini menandakan Tayub sudah kembali ke jati dirinya, sehingga masyarakat tidak lagi memandang negatif terhadap kesenian daerah yang satu ini,” kata Soenaryo Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata Kabupaten Tuban, Minggu (17/9/2017).

Menurut dia, secara filosofi yang ditanamkan pada tayub sebagai kesenian untuk pergaulan adalah kesamaan kepentingan untuk mengapresiasi kemampuan, jiwa, dan bakat seni baik kemampuan sebagi penabuh gamelan (pengrawit) ataupun penarinya.

Kesamaan ini akan melahirkan keselarasan dan keserasian tayub sebagi suatu bentuk tarian, hentakan kaki sesuai dengan bunyi kendang, lambaian tangan seirama gambang, atau lenggok kepala tiap pukulan gongnya. Meski pada perkembangannya, “pergaulan” dimaknai secara luas sebagai bentuk silahturahmi.

Tayuban biasanya dipertunjukkan pada acara bersih desa, hajatan dan acara-acara kebesaran. Tari tayub merupakan tarian pergaulan yang disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat.

Pada saat menarikan tari tayub sang penari mengajak penari pria dengan cara mengalungkan selendang yang disebut dengan sampur kepada pria yang diajak menari tersebut.(jos/bry/den)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 1 Desember 2024
26o
Kurs