Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Namun, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual.
Pada tahun 2014, WHO menyatakan terdapat lebih dari 92 ribu kasus kematian pada penduduk wanita akibat penyakit kanker. Sebesar 10,3 persennya merupakan jumlah kematian akibat kanker serviks. Data WHO juga menyebutkan bahwa lebih dari 85 persen kematian karena kanker serviks terjadi di negara berkembang.
Hampir semua kasus kanker serviks ada yang menyebut juga kanker mulut rahim disebabkan oleh virus HPV (Human papillomavirus). Dari banyaknya jenis HPV, ada dua jenis virus HPV yang paling berbahaya, yaitu HPV 16 dan HPV 18. Situs alodokter.com melansir, kedua jenis virus ini yang menyebabkan 70 persen kasus kanker serviks.
Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi pendarahan, belum berarti Anda menderita kanker serviks. Untuk memastikan penyebab kondisi Anda, segera tanyakan kepada dokter.
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks seperti dikutip dari Vemale.com adalah,
1. Berhubungan badan di usia muda;
2. Berganti-ganti pasangan saat berhubungan badan;
3. Infeksi menular seksual;
4. Merokok;
5. Penggunaan obat-obatan yang memengaruhi sistem imun tubuh seperti obat yang digunakan untuk penderita penyakit autoimun.
Seringkali tanda-tanda kanker serviks tidak muncul pada stadium awal. Tanda-tanda seperti perdarahan, keputihan yang berbau, sulit buang air kecil, dan nyeri panggul baru muncul pada kanker serviks stadium akhir. Akibatnya, pertolongan medis untuk menangani kanker serviks sering kali terlambat.
Tanda-tanda kanker serviks lain yang patut diwaspadai adalah:
-. Siklus menstruasi yang tidak teratur;
-. Intermenstrual atau pendarahan yang terjadi di antara periode menstruasi;
-. Pendarahan tidak normal usai berhubungan badan;
-. Nyeri punggung, nyeri kaki, dan nyeri panggul;
-. Mudah lelah;
-. Penurunan berat badan dan hilang nafsu makan;
-. Bengkak di salah satu kaki.
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Wanita yang sudah aktif berhubungan seksual disarankan melakukan pap smear setiap setahun sekali. Vaksin HPV dapat diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun. Vaksin HPV tidak bisa menyembuhkan infeksi virus HPV atau penyakit yang disebabkan virus HPV seperti kanker. (berbagai/iss/ipg)