Pasar kerja global saat ini, menuntut setiap orang memiliki tidak hanya keterampilan atau skill semata, tetapi dibutuhkan juga pengakuan atas kompetensi tersebut. Sertifikasi internasional menjadi satu di antara pilihannya.
“Karena dengan mengikuti sertifikasi internasional, maka seseorang akan punya kesempatan untuk diperhitungkan pada kompetisi atau persaingan di pasar global. Butuh skill khusus memang benar, tetapi itu saja tidak cukup,” terang Agus Setiawan Direktur Eksekutif Multimatics Jakarta.
Skill yang mumpuni, lanjut Agus ditambah dengan sertifikasi maka seseorang punya kelebihan ketika harus bersaing dan berkompetisi dipasar global. “Sertifikasi itu menjadi semacam pengakuan atas kompetensi. Oleh karena itu penting,” tambah Agus.
Agus mencontohkan terbukanya pasar global ditingkat Asean melalui Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) misalnya, dapat dipastikan akan banyak dibutuhkan tenaga kerja yang tidak saja memiliki skill mumpuni tetapi juga ditunjang dengan pengakuan dari berbagai lembaga.
“MEA saat ini, memberikan keleluasaan kepada siapapun untuk bisa berkompetisi dalam kaitannya dengan dunia kerja dinegara-negara Asean. Dan sertifikasi yang dimiliki calon tenaga kerja akan menjadi penting saat berkompetisi dengan pesaing lainnya,” kata Agus.
Dengan demikian, apakah kemudian setiap mahasiswa atau dosen yang memang bagian dari perkembangan masyarakat secara keseluruhan wajib memiliki atau mengikuti sertifikasi terkait dengan bidang keilmuan yang ditekuninya??
“Jawabnya wajib. Karena dipasar global, kompetensi Anda sangat diperhitungkan jika itu menyangkut kebutuhan kelengkapan skill Anda. Ibarat kata dengan mengikuti sertifikasi maka mahasiswa punya kesempatan berkompetisi di bidang yang luas,” ujar Agus.
Digelar di lantai 9 kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, diskusi Kamis (16/3/2017) diharapkan membuka wawasan dan cakrawala baru bagi para mahasiswa serta dosen yang ingin memenangkan persaingan kerja di pasar global.
“Jangan sampai Anda tidak dapat bersaing ketika pasar global sudah dibuka dan ada kesempatan terbuka untuk meraihnya hanya karena skill dan kemampuan Anda masih belum mendapatkan pengakuan dari pasar global itu sendiri,” pungkas Agus Setiawan.(tok/iss)