Masuk Musim Kemarau, Curah Hujan di Empat Wilayah di Jatim Ini Masih Tinggi

Meskipun sudah memasuki musim kemarau, curah hujan dengan intensitas tinggi masih mengguyur empat wilayah di Jawa Timur.

Oky Sukma Hakim Prakirawan BMKG Juanda Surabaya, Sabtu (22/7/2017) mengatakan, empat wilayah itu yakni Banyuwangi, Bawean, Malang dan Pacitan.

Curah hujan Banyuwangi mencapai 62 mm, Bawean 21,7 mm, Pacitan 18,2 mm dan Malang 15,7 mm.

Penyebab masih tingginya potensi hujan terjadi di empat wilayah yang berada di selatan ini karena faktor lokal.

“Wilayan selatan didominasi pegunungan, ini yang memicu faktor lokal atau hujan orografis. Bisa juga karena faktor bantuan angin gunung atau pengaruh angin darat dan angin laut yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan,” kata Oky pada suarasurabaya.net.

Oky menjelaskan, wilayah Banyuwangi berbatasan dengan pegunungan dan berbatasan dengan Samudera Hindia serta Selat Bali. Untuk wilayah Malang karena dikelilingi pegunungan. Sementara untuk wilayah Bawean karena dikelilingi laut dan Pacitan yang berbatasan dengan Samudera Hindia.

“Memang Jawa Timur sudah masuk musim kemarau. Tapi bukan berarti musim kemarau tidak akan terjadi hujan sama sekali,” ujar dia.

Sementara itu, BMKG Stasiun Klimatologi Malang menyampaikan peta monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut dan anomali curah hujan pada Dasarian Il (Tanggal 11-20) Juli 2017 di Provinsi Jawa Timur.

Sebagian besar wilayah Jawa Timur HTH kriteria panjang yakni antara 21-30 hari sedangkan kriteria sangat panjang antara 31-60 hari terjadi di sebagian kecil kabupaten Madiun, Jombang, Mojokerto, Malang, dan Bondowoso serta di sebagian besar Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo. Kekeringan ekstrem terjadi di Kedudung Bangkalan.

Untuk anomali curah hujan variatif dimana Jawa Timur bagian barat hingga Pantura, Pacitan, Ponorogo Trenggalek, Lumajang, Banyuwangi dan Bangkalan terpantau hujan lebih tinggi. Sedangkan Jawa Timur bagian tengah hingga Jember, Bondowoso, Situbondo, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Pulau Bawean, Pulau Kangean terpantau hujan lebih rendah dari normalnya. (dwi/ipg)