Sekurangnya 30 siswa autis di sekolah Agca Center Surabaya, Kamis (30/3/2017) mengikuti kegiatan membuat kain Shibori sebagai satu diantara proses pembelajaran. Kegiatan itu merupakan upaya untuk melatih dan merangsang motorik siswa-siswa autis.
“Pembelajaran kami satu diantaranya adalah pembelajaran melatih motorik masing-masing siswa dnegan melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas. Sebelumnya kami juga pernah mengajak siswa untuk melukis atau membuat barang-barang kerajinan,” terang Parwanti Kepala SLB Agca Center.
Wanti menambahkan bahwa melatih dan merangsang motorik para siswa yang seluruhnya autis, merupakan proses pembelajaran yang dibutuhkan siswa. “Melatih motorik siswa autis sangat penting. Dengan melatih motoriknya mereka akan belajar untuk fokus,” kata Wanti.
Dan ke 30 siswa diberikan masing-masing kain putih, kemudian kepada mereka mulai diajarkan cara memberikan warna serta proses pembuatan kain Shibori yang menghadirkan Leo Gemati instruktur pembuatan kain Shibori yang juga dikenal sebagai pembatik.
Masing-masing siswa diajari bagaimana cara mengikat kain, untuk mendapatkan motif-motif kain seperti yang diharapkan. Juga masing-masing siswa diajak mencoba melakukan proses pencelupan atau pewarnaan kain.
“Dengan mengajak anak-anak kami ini berproses dalam banyak hal, diharapkan nantinya mereka bisa merasakan bagaimana sebuah proses pewarnaan kain misalnya terjadi. Dengan langsung ikut melakukan pencelupan, dan pewarnaan, siswa senang sekali,” tambah Wanti.
Kain Shibori dengan motif-motif khusus dikenal berasal dari Jepang. Di Indonesia sendiri, proses pengerjaan yang menyerupai motif-motif dalam kain Shibori adalah kain Jumputan. “Kain Shibori proses pembuatannya memang tidak jauh berbeda dengan Jumputan,” pungkas Wanti. (tok/rst)