Warga dan tim penanggulangan pascabencana kembali menemukan satu korban musibah tanah longsor yang menimbun pemukiman berikut 28 penduduk Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (29/4/2017).
“Korban keenam ini ditemukan pagi tadi saat warga bersama BPBD dan aparat keamanan, TNI dan kepolisian gotong-royong melakukan normalisasi aliran Sungai Tangkil di antara sektor C dan D,” kata AKP Denny Facrudianta Kapolsek Pulung.
Ia mengatakan, saat ditemukan kondisi jenazah tidak utuh karena Salah satu kaki hilang.
“Jenazah ini laki-laki dewasa, tapi kondisi wajah sudah tidak bisa dikenali karena sudah membusuk dan mulai rusak,” katanya.
Berdasar laporan resmi kepolisian, TNI maupun BPBD, jasad korban keenam yang belum diketahui identitasnya itu ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB, sekitar dua jam setelah kegiatan gotong-royong normalisasi dilakukan.
Tanda-tanda bakal menemukan jazad korban keenam mulai muncul saat warga mencium bau bangkai di sekitar lokasi kegiatan normalisasi.
Kecurigaan itu terbukti setelah salah satu warga bernama Silan pada pukul 09.00 WIB menemukan sumber bau yang berasal dari sosok tubuh manusia, yang sebagian tertimbun lumpur di antara sektor C dan D.
Jenazah tersangkut pada cabang pohon yang roboh bersama longsor saat kejadian. “Korban ini dalam posisi tertelungkup sambil memeluk pohon (kayu),” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono.
Ia mengatakan proses evakuasi cukup sulit karena posisi jenazah bercampur lumpur. “Setelah berhasil diangkat jenazah langsung dibawa ke RSUD dr Hardjono untuk keperluan identifikasi,” katanya.
Seperti sebelumnya, proses identifikasi korban keenam tersebut akan dilakukan oleh tim DVI (disaster victim identification) Biddokkes Polda Jatim.
Jumlah korban yang masih belum ditemukan dengan demikian ada 22 orang, dari total 28 warga yang dinyatakan hilang dalam peristiwa longsor Desa Banaran, Kecamatan Pulung pada Sabtu 1 April. (ant)