Abdullah Gimnastiar atau AA Gym pimpinan pondok pesantren Darut Tauhid Bandung menegaskan, kecemasan di masyarakat bukan disebabkan oleh perbedaan dan suku tapi karena ketidakadilan.
Ketidakadilan bidang ekonomi sehingga memperbesar kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Serta ketidakadilan bidang hukum. Masyarakat merasakan hukum di Indonesia tajam ke bawah tapi tumpul ke atas.
“Terpidana koruptor bisa berkeliaran ke mana-mana dan mendapat fasilitas seperti di rumah sendiri. Sedang nenek yang mengambil pisang di kebun orang lain dipenjara tanpa ampun,” kata Aa.
Tentang hubungan antara umat muslim dengan umat agama lain dikatakan tidak ada masalah. Hubungan antara suku Jawa, Sunda, Dayak, Ambon, Batak dengan suku suku lain di Indonesia baik-baik saja.
Menurut AA Gym, salah kalau ada yang mengatakan perbedaan menjadi penyebab kecemasan di masyakat.
“Yang membuat rancu adalah mudah emosi dalam menyikapi perbedaan itu,” kata Aa Gym dalam kuliah subuh di masjid Istiqlal, Minggu (19/2/2017) tadi.
“Orang yang dikritik emosi, marah. Kalau yang dikritik itu pemimpin atau pejabat sering menuduh sara, intoleransi, keluar dari Bhinneka Tunggal Ika, dan dikata-katain tidak pancasilais,” kata AA Gym.
Sholat subuh di Masjid Istiqlal ini diikuti sekitar 35 ribu orang yang datang dari berbagai daerah. Bahkan ada rombongan ziarah Wali Songo dari Surabaya ikut sholat subuh di Istiqlal sebelum mengakhiri wisata religi.
Nazarudin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal mengajak umat muslim di tanah air mentradisikan sholat subuh berjamaah di setiap masjid dan mushollah untuk menguatkan ukhuwah Islamiyah.
“Jangan ada yang curiga macam-macam terhadap gerakan sholat subuh berjamaah. Islam menyerukan sholat itu lebih baik dari tidur,” kata Imam Besar Masjid Istiqlal. (jos/dwi)