Sabtu, 23 November 2024

Kerugian Ekonomi Akibat Status Awas Gunung Agung Sekitar Rp2 Triliun

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam jumpa pers di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (5/12/2017). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan kalau kerugian ekonomi akibat meningkatnya status “Awas” Gunung Agung periode pertama yaitu 22 September-29 Oktober 2017 diperkirakan sekitar Rp1,5-2 triliun.

Menurut Sutopo, kerugian-kerugian tersebut diantaranya di sektor Pariwisata, Perbankan, Pertanian, Peternakan, Kerajinan dan Pertambangan.

“Kerugian sektor Pariwisata Rp264 miliar, Perbankan Rp1,05 triliun, hilangnya pekerjaan pengungsi Rp204,5 miliar, sektor pertanian, peternakan, kerajinan sekitar Rp100 miliar, Pertambangan, Pembangunan di Karangasem Rp200-500 miliar,” ujar Sutopo dalam jumpa pers di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (5/12/2017).

Sementara kerugian ekonomi dari erupsi Gunung Agung mulai 25 November 2017 sampai sekarang belum dihitung.

“Kemudian setelah terjadi erupsi lagi tanggal 25 November sampai dengan sekarang, kita belum melakukan perhitungan kerugian ekonomi akibat erupsi,” kata dia.

Sutopo menjelaskan, saat ini Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bandara Internasional Lombok, semuanya normal beroperasi dan aman.

Namun demikian, kata dia, masalah adanya pembatalan penerbangan, semua diserahkan ke maskapai penerbangan masing-masing. Dan sampai saat ini, ada 56 jadwal penerbangan domestik maupun internasional yang dibatalkan oleh maskapai penerbangan dari dan menuju ke Bali.

“Untuk domestik ada 15 jadwal kedatangan dan sembilan keberangkatan. Kemudian untuk internasional ada 17 jadwal kedatangan dan 15 keberangkatan,” jelas Sutopo.(faz/dwi)‎

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs