Kementerian Pertanian akan memberikan royalti bagi para peneliti atau penemu teknologi yang dapat diterapkan dalam peningkatan produksi pertanian.
“Semua penemu akan mendapatkan royalti sebesar 2,5 persen dari total produksi, bukan dari keuntungan,” kata Amran Sulaiman Menteri Pertanian ketika ditemui usai membuka acara Percepatan Industri Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang Pertanian), Jakarta, Jumat (6/1/2017).
Menteri memberikan target akan mencoba memproduksi sebanyak seribu teknologi pertanian pengolahan. Dan akan ditingkatkan produksinya setiap penemuan mesin dan alat pertanian. Amran menginginkan semua diolah melalui sinergi antara pihak swasta dan juga BUMN.
“Selama ini yang meneliti beda, kemudian mengembangkan beda lagi, dan produksi juga demikian, maka kedepannya semua harus sinergi diproduksi oleh swasta dan BUMN melalui penelitian awal dari Balitbang Pertanian,” kata Amran, lansir Antara
Amran juga menjelaskan baru-baru ini ada peneliti yang gajinya hanya Rp4 juta, namun dapat royalti dari penemuan alat sebesar Rp2,6 miliar. Dan pendapatan tersebut barulah uang awal.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mendorong agar Indonesia bisa mengekspor alat dan mesin pertanian (Alsintan) melalui sinergi karya anak bangsa.
“Sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus dilakukan, tinggalkan ego sektoral, jika ini bisa dilakukan maka tidak perlu membeli perlengkapan alsintan dari negara lain, bahkan kita yang ekspor ke negara lain,” katanya.
Ia juga meminta kepada para pengembang dan peneliti agar membagi konsentrasi pembuatan alat terbagi dalam berbagai konsentrasi, seperti khusus jagung, padi, kedelai dan lainnya.
Amran mengatakan bahwa pengembangan alat untuk jagung pascapanen juga harus segera diselesaikan. Dan diharapkan bisa mendorong percepatan lainnya. Anggaran sendiri telah diberikan kepada Balitbang Pertanian sebesar Rp2 triliun.
Mentan juga menjelaskan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu yang penting dalam menunjang laju perekonomian nasional dan mempengaruhi pembangunan nasional.
Guna meningkatkan produksi pangan nasional sudah dilakukan beberapa upaya-upaya seperti intensifikasi, mengurangi kerugian pascapanen, meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk pertanian. Upaya tersebut juga termasuk pengembangan serta rekayasa mekanisasi pertanian.
Mekanisasi pertanian telah terbukti dapat mempercepat waktu budidaya tanaman dan menghemat tenaga kerja lebih dari 60 persen, sehingga produktifitas lahan pertanian meningkat sedangkan biaya tenaga kerja dapat dihemat lebih dari 50 persen.(ant/den/ipg)