Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali melahirkan seorang doktor dari Fakultas Teknologi Kelautan (FTK), adalah Dr Ir Mulyono MT MM, berhasil meraih gelar doktoralnya melalui Sidang Terbuka Promosi Doktor di Rektorat ITS, Kamis (26/1/2017).
Disertasi yang diajukan oleh Senior Vice President (SVP) Shipping Pertamina ini berhasil mengembangkan model terintegrasi berbasis Theory of Constraints (TOC), yang berguna dalam efektivitas dan produktivitas kinerja sistem transportasi laut.
Pria yang akrab disapa Mulyono ini menuturkan, penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya masih berfokus untuk mengoptimalkan komponen-komponen dari sistem pengangkutan laut secara terpisah, atau disebut local optimum.
“Jadi belum ada yang mengintegrasikan antara variabel strategis dan operasional dari sistem transportasi laut secara komprehensif,” tutur pria kelahiran Bojonegoro, 11 September 1967 ini.
Konsep model terintegrasi berbasis TOC pada sistem transportasi laut, menurut Mulyono, meliputi integrasi komponen sistem, integrasi ukuran kinerja, integrasi Time Horizon, dan integrasi Output.
Mulyono menambahkan, setiap sistem dalam sistem terbuka merupakan gabungan dari subsistem, di mana dalam satu subsistem yang berantai minimal ada satu konflik. “Output dari sistem bukan mengikuti yang kuat, tapi yang lemah,” ujar Mulyono.
Ayah dua putri ini lantas melakukan penelitian untuk mendefinisikan dan merumuskan ulang goal dari sistem transportasi laut. Selain itu, ia juga melakukan penerjemahan beberapa terminologi TOC. “TOC itu merupakan suatu tahapan,” kata Mulyono.
Tahapan yang dimaksud, lanjut Mulyono, dimulai dari mendefinisikan goal sistem, kemudian menentukan ukuran kinerja pada TOC.
“Pada tahap ini, saya melakukan pendefinisian ulang untuk ukuran kinerja TOC, meliputi Throughput, Inventory, Operating Expense, Productivity, dan Net Benefit,” kata Mulyono lagi.
Lebih lanjut, tahapan selanjutnya pada TOC ialah mendefinisikan systems constraint. “Metode penelitian yang saya lakukan disini ada tiga, yakni process map, identifikasi constraints berbasis uji statistik, dan identifikasi biaya constraint,” ujar Mulyono.
Mengenai penelitian constraint yang dilakukan Mulyono pada sistem transportasi laut di PT Pertamina, setelah constraint diidentifikasi dengan cara standardisasi satuan sistem menjadi KL/hari, diketahui penyebab constraint adalah terbatasnya kapasitas jetty, cargo, pump, dan port draft.
“Apabila kapasitas constraint tidak ditingkatkan, biaya congestion, deadfreight, dan slow pumping akan membebani kinerja perusahaan tersebut,” jelas Mulyono.
Maka solusinya, lanjut Mulyono, untuk jangka pendek, adalah dengan meningkatkan kapasitas jetty dari dua menjadi tiga unit, meningkatkan kapasitas draft dari 4,5 meter menjadi enam meter, dan meningkatkan kapasitas cargo pump dari 500 KL per jam menjadi 550 KL perjam.
Sementara itu untuk solusi jangka panjang, kata Mulyono, adalah dengan cara meningkatkan kapasitas jetty menjadi lima unit, kapasitas draft menjadi enam meter, dan cargo pump menjadi 550 KL/jam.
Di akhir, hasil sidang promosi doktor tersebut memutuskan Mulyono resmi bergelar doktor dengan predikat sangat memuaskan. Dengan demikian, Mulyono tercatat sebagai doktor ke-35 dari Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya.(tok/rst)