Jusuf Kalla wakil presiden dalam sambutannya di Hari Peduli Sampah Nasional 2017 di Taman Surabaya, Kecamatan Bulak mengatakan, jenis sampah saat ini telah berubah.
Seiring kemajuan teknologi, manusia semakin sibuk sehingga memilih makanan dan minuman yang cepat.
Kemasan mie instan menghasilkan plastik. Botol minuman soda menghasilkan sampah plastik dan kaleng.
JK mengatakan, sampah sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Tinggal bagaimana bagaimana manusia menyikapi keberadaan sampah. Apakah sebagai musuh atau sebagai kawan.
Sampah juga bisa membawa manfaat sebagaimana dipraktikkan dengan keberadaan bank sampah. Namun yang terutama dalam menanggulangi sampah adalah kepedulian masyarakat atas sampah di lingkungannya.
“Hal-hal itulah yang menjadi kewajiban masyarakat dan menjadi tanggung jawab kita semua. Indonesia itu bisa besar kalau dengan peraturan karena untuk sampah itu sudah ada peraturannya mulai UU Tahun 2008, Inpres, peraturan pemerintah. Tapi tetap saja masih ada sampah di indonesia. Intinya mari kita tingkatkan kepedulian kita pada lingkungan sekitar,” katanya.
Jusuf Kalla Wakil Presiden sempat mencontohkan, pengelolaan sampah di Bangkok.
“Di sana setiap warganya bertanggungjawab tentang sampah yang ada di jarak 10 meter dari tempat dia berada,” ujar dia.
Masyarakatnya dilibatkan dan diwajibkan membersihkan sampah 10 meter di sekitarnya. Rumah tangga juga pedagang di pasar.
Wakil Presiden mengajak masyarakat Indonesia untuk meniru hal itu dan tidak menganggap bahwa pengelolaan sampah adalah tugas pemerintah.
Sejak pukul 11.00 WIB, Jusuf Kalla wakil Presiden telah bertolak dari Taman Surabaya, Bulak ke Mojokerto.
Sesuai jadwal, wapres akan kembali ke Surabaya menghadiri peresmian gedung baru RSI Wonokromo serta membawakan kuliah di Universitas NU Surabaya, Selasa (28/2/2017) sore. (den/dwi/rst)