Menulis berita dengan mendasarkan pada kinerja berbasis data, menjadikan berita yang dihasilkan tahan lama. Tidak sekadar arsip semata tetapi menjadi dokumentasi.
“Karena penuh dengan data, maka berita tidak sekadar menjadi arsip. Berita berbasis data pasti akan menjadi dokumentasi penting. Karena data dibutuhkan setiap waktu kan? Oleh karena itu penting,” kata Sapto Anggoro CEO Tirto.id.
Sapto mencontohkan sebuah berita tentang perceraian sekaligus pernikahan artis yang marak terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Media online biasa barangkali hanya akan menampilkan pemberitaan tentang perkawinan dan perceraian artis yang sedang marak terjadi dan diekspos secara luas oleh media lainnya.
“Tetapi, media online yang mewajibkan wartawannya menulis berita dengan berbasis data, akan menampilkan angka-angka pernikahan dan perceraian para artis itu selama setahun, dua tahun atau bahkan sampai lima tahun kebelakang,” jelas Sapto.
Dengan demikian berita yang tampil nantinya, tambah Sapto, bisa dijadikan acuhan atau panduan lantaran penuh dengan data. “Memang berbeda. Butuh kerja ekstra. Tapi hasilnya sangat luar biasa,” kata Sapto.
Oleh karena itu di media online yang dibawahinya, Sapto mewajibkan para wartawannya dalam menulis berita berdasarkan penggalian data yang dalam, bukan dipermukaannya saja.
Sapto Anggoro, Jumat (16/6/2017) hadir di Pops Hotel Surabaya memberikan wawasan terkait media online berbasis kinerja jurnalistik data di hadapan sejumlah mahasiswa dan aktivis lembaga pers kampus.(tok/ipg)