Jembatan yang menghubungkan antara desa Dermo kecamatan Mojoroto dan Jong Biru Kecamatan Ngampel ambrol.
Masykuri Iksan Wakil Bupati Kediri pada Radio Suara Surabaya, Kamis (2/3/2017) mengatakan, jembatan itu dibangun pada zaman Belanda dan menjadi hak milik PG Mrican. Sebenarnya jembatan itu dibangun untuk akses jalannya lori tebu.
“Kondisi jembatan itu ambrol total, tiang penyangganya ikut terseret air, memang sudah dua tahun terakhir ini jembatan itu rusak, dulu pernah tertabrak perahu penambang pasir yang hanyut terbawa banjir dan tiang pancangnya lepas,” kata Iksan.
Beberapa waktu lalu jembatan tersebut pernah ditutup karena dinilai sudah tidak layak dan membahayakan namun warga sekitar protes karena jembatan tersebut dinilai vital untuk akses aktivitas warga sehari-hari terutama pekerja PG Mrican dan PT Gudang Garam.
“Kami mengupayakan membangun jembatan itu lagi, meskipun hanya sebagai jalur alternatif, namun dengan adanya jembatan tersebut bisa mengurangi kemacetan, seperti ketika hari-hari besar. Seperti di pertigaan Mrican kalau hari raya pasti macet. Dengan adanya jembatan ini bisa mengurai kemacetan,” ujarnya.
Kata Masykuri, pihaknya berharap pemerintah provinsi bisa duduk bersama dengan pemerintah kota dan kabupaten, pemilik jembatan untuk membahas terkait pembangunan jembatan.
“Karena untuk pembangunannya sendiri juga membutuhkan banyak biaya, kalau dikira-kira sekitar Rp8 miliar,” ujarnya. (ana/dwi)