Jumat, 22 November 2024

Jelang HUT Surabaya, Seniman Keluhkan Ruang Ekspresi

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Happening art: Prostitusi Birokrasi penanda matinya nurani berkesenian dan berbudaya di Surabaya. Foto: totok suarasurabaya.net

Menjelang peringatan hari jadi ke-724 tahun kota Surabaya, seniman kota Surabaya keluhkan tidak adanya ruang ekspresi bagi karya-karya seni.

“Ironis sekali. Kalau benar kota ini dianggap modern dengan berbagai penghargaan yang diterima, tetapi tidak ada ruang ekspresi bagi seni dan budaya. Benarkah ini kota modern,” ujar Ilham J. Baday seniman.

Padahal, lanjut Ilham berkesenian merupakan satu diantara ekspresi yang dapat menggambarkan bagaimana sebuah peradaban manusia berjalan.

“Kalau ruang ekspresi dalam berkesenian dan berbudaya tidak ada di kota ini, lalu apakah pantas kota ini disebut modern?? tidak ada ruang ekspresi bagi seniman bahkan juga bagi masyarakatnya,” tambah Ilham.

Bersama rekannya Slamet Gaprax, Jumat (26/5/2017) petang, Ilham menampilkan aksi teatrikal berjudul: Prostitusi Birokrasi dihalaman Balai Pemuda. Kedua seniman muda Surabaya itu mengkritik pemerintah kota Surabaya yang abai pada penyediaan ruang ekspresi bagi seniman dan kebudayaan di Surabaya.

Mengenakan baju lengan panjang berwarna putih, Ilham dan Slamet menandai sebagian bangunan Balai Pemuda dengan plastik serta menempatkan sejumlah karangan bunga kertas yang biasa dipakai ucapan bela sungkawa.

“Ini juga kado buat Surabaya. Diusianya sekarang Surabaya tidak peduli dengan seni, budaya yang seharusnya jadi bagian perkembangan kota dan masyarakatnya,” pungkas Ilham. (tok)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs