Belasan perwakilan dari Jamaah yang gagal berangkat umrah dari First Travel mendatangi DPR RI. Mereka akan mengadu ke Komisi VIII DPR RI karena merasa ditipu oleh agen perjalanan itu.
Jamaah yang datang ke DPR ini berasal dari daerah-daerah di Jawa Timur, di antaranya dari Surabaya, Situbondo, dan Bondowoso.
Agus Sutarman satu di antara jamaah korban First Travel ini mengatakan ratusan jamaah kini masih terkatung-katung belum diberangkatkan. Mereka diinapkan di hotel Nunia In dan Swift In di Tangerang, Banten.
Menurut Agus, ratusan jamaah ini sudah di hotel selama 10 hari. Jumat (19/5/2017) lalu hanya 45 Jamaah yang diberangkatkan, sedang sisanya masih terkatung-katung tidak jelas. Sementara, mulai hari Minggu (21/5/2017) kemarin, biaya hotel dan makan diputus, sehingga mereka bingung akan kemana kecuali pulang ke daerah masing-masing.
“Akhirnya malah hotel dan makan kita di stop mulai kemarin. Kita kebingungan mau kemana lagi. Oleh sebab itu kita bawa rombongan ke sini ke DPR untuk mengadukan ke DPR bagaimana permasalan kita ini, karena dilain pihak kita masih terkatung katung, di lain pihak bos travel masih beriklan menerima calon jamaah baru,” ujar Agus di depan ruang Komisi VIII DPR RI, Senin (22/5/2017).
Kata dia, tidak ada janji apapun dari First Travel selama mereka di Jakarta. Bahkan, hotel dan makan mereka diputus, padahal jamaah sudah habis-habisan mengeluarkan biaya.
“Tidak ada janji apapun dari First Travel, diputus gitu aja hotel sama makannya. Uang kita sekarang sudah habis kita orang daerah,” kata dia.
Agus menjelaskan, dibelakang jamaah dari Jawa Timur, ada rombongan baru 225 orang yang sekarang ditempatkan di hotel Mandala. Jamaah yang terakhir ini, kata Agus, juga sama yaitu diputus juga oleh pihak Travel. Sekarang lagi mendatangi kantor pusat First Travel dengan tuntutan yang sama.
“Kan kasihan pak, orang-orang tua itu dari desa menggadaikan kebun, menggadaikan sawah untuk pergi beribadah, kok sampai begini gitu. Namanya mau ibadah kok ditipu dimain-mainkan begitu. Saya mohon untuk segera memberangkatkan kami,” ujar dia.
Agus menjelaskan, setoran untuk berangkat umrah lewat First Travel ini lebih Rp 20 juta. Menurut dia, sore ini, mereka harus kembali ke Jawa Timur karena sudah kehabisan biaya.
Kata dia, jamaah berencana melaporkan ke Polisi kalau First Travel memang tidak punya itikad baik memberangkatkan umrah.
Sementara aduan jamaah ini diterima sekretariat Komisi VIII karena pimpinan sedang tidak ada di tempat. Tetapi aduan para jamaah ini oleh sekretariat akan segera disampaikan ke Komisi VIII. (faz/dwi/ipg)