Kresnayana Yahya, pakar pendidikan menilai, pemerintah perlu mengupdate dan meng-upgrade pelajaran di tingkat SMK agar cocok dengan permintaan pasar dan kebutuhan Indonesia saat ini.
Misal untuk SMK pertanian mengajarkan teknik pertanian, mengoperasikan alat-alat mekanik bercocok tanam, mengerjakan pembibitan dan agronomi cocok tanam. Kemudian SMK tari mengajarkan koreografi seni pertunjukan, art designer, dance designer dan entertainment.
“Pemerintah harus meredefinisi istilah di Sekolah Menengah Kejuruan dengan nama yang lebih populer, sesuai bahasa gaul, agar diminati generasi Z. Generasi Z butuh kebanggaan yang bermakna profesional,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Senin (10/7/2017).
Selain itu, tambah Krenayana, melihat betapa seriusnya pemerintah saat ini pada bidang pertanian, juga diperlukan kampanye besar-besaran pada bidang-bidang yang strategis. Misalnya informasi adanya kebutuhan produksi beras sampai 75 juta ton dan pasti naik 6-7 persen, yang belum tentu sampai ke masyarakat.
“Tidak banyak promosi di kota-kota yang punya SMK Pertanian. Padahal kebutuhan akan lulusan vokasional itu empat kali lebih besar dibanding sarjana. Investasi pada SDM perlu marketing, public relationship yang dibangun untuk menyadarkan orang bahwa lulusan vokasi ini diperlukan,” ujarnya.
Langkah lainnya, adalah dengan sinergi antara Dinas Pendidikan, Ketenagakerjaan dan kementerian teknis. Hal ini agar lulusan vokasi dapat disalurkan ke bidang yang lebih tepat.
Perlu diketahui, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur akan membuka kembali pendaftaran daring Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK pada Senin (10/7/2017) untuk menutupi kekurangan pagu. Keputusan ini diambil lantaran pergerakan jumlah pendaftar yang masuk secara daring terlihat belum signifikan di hari terakhir, Kamis (6/7/2017).(iss/tok)