Kota Surabaya menjadi satu dari 16 kota di dunia yang mendapatkan UNESCO Learning City Award 2017. Penghargaan ini telah diterima Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, dalam International Conference on Learning Cities (ICLC) ke-2, di Cork, Republik Irlandia, Senin (18/9/2017).
UNESCO Learning City Award adalah penghargaan yang diberikan kepada kota-kota di seluruh dunia karena dinilai mengalami kemajuan luar biasa dalam mempromosikan pendidikan dan kehidupan seumur hidup. Surabaya, sebagai bagian dari 16 kota terpilih dinilai berada pada tahap yang berbeda untuk berkembang menjadi kota belajar.
Seluruh kota penerima penghargaan ini dianggap telah menghadapi berbagai tantangan di berbagai bidang. Baik ekonomi, politik, sosial, atau tantangan lingkungan secara spesifik di masing-masing wilayah, namun berhasil mengadopsi pendekatan yang diambil.
Surabaya terpilih karena dinilai berhasil mempromosikan helix approach (pendekatan helix), melibatkan semua pemangku kepentingan untuk peningkatan kesempatan belajar dengan prioritas kepentingan masyarakat.
Arne Carlsen Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning (UIL) menyampaikan ucapan selamat kepada kota-kota terpilih atas usaha yang besar dalam mempromosikan akses terhadap pendidikan dan kesempatan belajar seumur hidup bagi warganya.
“Saya berharap UNESCO Learning City Award akan memotivasi kota-kota lain di seluruh dunia untuk terus berupaya mencapai pembangunan secara keseluruhan guna mendapatkan pembelajaran seumur hidup,” kata Arne Carlsen sebagaimana keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (19/9/2017).
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, setelah menerima penghargaan diminta oleh UNESCO untuk menjadi pembicara di hadapan para undangan yang terdiri dari wali kota dunia. Dia memaparkan perkembangan Surabaya, dari kebersihan, hingga pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Surabaya.
Risma, mengutip pernyataan perwakilan Indonesia di UNESCO, penghargaan kota belajar dari UNESCO untuk Surabaya ini merupakan pertama kalinya yang didapatkan oleh kota di Indonesia.
Dalam keterangan pers itu Risma menjelaskan bahwa Surabaya terpilih mendapat penghargaan itu, tak lepas dari peran serta para stakeholder. Mulai dari sektor swasta, masyarakat, media dan pemerintah kota sendiri.
“Jadi konsep Learning City di Surabaya tidak akan berjalan dengan sukses jika tanpa peran serta semua pihak,” katanya.
Pengembangan konsep Learning City di Surabaya, kata Risma, dengan mengajak masyarakat berperan aktif. Contohnya, terwujudnya kampung pendidikan.
Di kampung ini, masyarakat setempat menyepakati waktu-waktu belajar bagi anak-anaknya. Dengan demikian, meski tidak sedang di sekolah, anak-anak dapat belajar secara non-formal dalam bentuk permainan.
Rumah Bahasa dan Rumah Matematika di Kompleks Balai Pemuda adalah bentuk lain dari penerapan kota belajar di Surabaya, yang mendorong masyarakat lebih mencintai pelajaran bahasa dan matematika.
Rumah Bahasa merupakan contoh konkret peran aktif relawan dari kalangan mahasiswa, akademisi dan konsulat jenderal di Surabaya, yang bersedia mengajarkan bahasa kepada masyarakat.
Sekarang, setidaknya tidak kurang dari 13 bahasa yang bisa dipelajari masyarakat Surabaya di Rumah Bahasa secara gratis. Sedangkan Rumah Matematika menawarkan konsep belajar dengan cara yang menyenangkan diselingi beragam permainan bagi anak-anak.
Peningkatan minat baca masyarakat di Surabaya diupayakan dengan membangun taman baca masyarakat (TBM) dan perpustakaan yang tersebar di balai RW dan taman-taman kota. TBM dan perpustakaan dapat dijumpai di 1.500 titik, tersebar di seluruh penjuru kota.
Selain itu, Broadband Learning Center (BLC) di 50 lokasi yang diinisiasi Pemkot Surabaya menjadi upaya mengajarkan komputer dan internet bagi masyarakat Surabaya, terutama ibu-ibu pelaku UKM untuk memasarkan produknya secara online.
Pemkot Surabaya kini juga telah membangun co-working space yang diberi nama Koridor di lantai 3 gedung Siola. Tempat ini menjadi wadah bagi para pelaku industri kreatif dan start up Surabaya untuk berdiskusi dan berkarya lebih jauh.
Selain berbagai fasilitas, Pemkot Surabaya juga membuat berbagai program ekonomi kreatif. Ada Pejuang Muda dan Pahlawan Ekonomi yang memberikan pelatihan kepada warga sehingga menjadi bekal untuk memulai usaha.(den/fik)