Polisi Inggris pada Selasa (23/5/2017) waktu setempat mengidentifikasi pelaku serangan bunuh diri yang menewaskan 22 orang di gedung konser Manchester, dan menyatakan mereka berusaha mencari tahu apakah dia bertindak sendiri atau dengan bantuan yang lain.
Polisi menyatakan pria yang dicurigai melancarkan pengeboman paling mematikan di Inggris dalam hampir 12 tahun itu bernama Salman Abedi (22), namun polisi menolak memberikan informasi lebih rinci mengenai dia.
Sumber-sumber keamanan Amerika Serikat, mengutip pejabat intelijen Inggris, mengatakan bahwa Salman Abedi lahir di Manchester tahun 1994 dari keluarga asal Libya. Dia diyakini datang dari London menggunakan kereta sebelum penyerangan.
“Prioritas kami, bersama dengan jaringan kontra-terorisme polisi dan mitra keamanan kami, adalah untuk menetapkan apakah dia bertindak sendiri atau bagian dari jaringan lebih luas,” kata Ian Hopkins kepala polisi Manchester seperti dikutip Reuters.
Penyerang memasang bom rakitan itu saat kerumunan orang keluar dari Manchester Arena usai menonton konser bintang pop Ariana Grande, yang populer di kalangan remaja perempuan.
“Semua aksi terorisme itu pengecut,” kata Perdana Menteri Theresa May di luar kantornya di Downing Street setelah bertemu dengan kepala keamanan dan intelijen seperti dilansir Antara.
“Semua tindak terorisme adalah kepengecutan,” kata Theresa May Perdana Menteri Inggris di luar kantornya di Downing Street setelah bertemu dengan para kepala keamanan dan intelijen.
“Tapi serangan ini luar biasa pengecut karena sengaja menargetkan anak-anak dan remaja yang tak berdosa tanpa pertahanan yang seharusnya menikmati malam paling berkesan dalam hidup mereka.”
Inggris telah meningkatkan tingkat ancaman keamanan menjadi “kritis” dari “berat”menyusul serangan itu, kata May dalam pernyataan yang ditayangkan di televisi kemudian.
Dia menambahkan anggota angkatan bersenjata akan meningkatkan pengamanan di tempat-tempat penting dan personel militer dapat dikerahkan ke acara-acara publik seperti konser dan olahraga.(ant/dwi)