Indonesia dan Swedia akan melanjutkan pembahasan mengenai perlindungan dan pengentasan kekerasan terhadap anak-anak yang akan berlangsung di New York, AS, pada Juli 2017.
“Undangan ke New York adalah High Level Political Forum. Presiden RI mendapat undangan untuk memaparkan soal perlindungan anak,” tutur Yohana Yambise Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kepada Antara usai melakukan pertemuan dengan Ratu Silvia dari Swedia di Jakarta.
Untuk persiapan, pihaknya akan melakukan pertemuan antarkementerian terkait data dan informasi yang dibutuhkan Presiden Joko Widodo saat menghadiri pertemuan di New York tersebut.
Setelah pertemuan yang digelar oleh PBB di New York, selanjutnya akan dilakukan pertemuan di Stockholm, Swedia pada Februari 2018.
“Ada pertemuan lagi di Swedia dan saya sendiri diundang untuk hadir ke sana, nanti kami akan melaporkan yang kami buat sejak pertemuan ini,” tutur Menteri Yohana.
Melalui pertemuan yang akan dihadiri perwakilan beberapa negara yang bekerja sama melawan kekerasan pada anak itu, diharapkan Indonesia dan Swedia menjadi model untuk negara-negara lain.
Ditemui secara terpisah, Sekretaris Negara untuk Menteri Anak, Kesetaraan Lansia dan Gender Swedia Pernilla Baralt mengatakan Perdana Menteri Swedia Kjell Stefan Lofven akan menghadiri pertemuan di Stockholm.
“Indonesia adalah negara pertama yang diundang dan di sana kita akan melanjutkan untuk belajar satu sama lain dan menunjukkan contoh,” tutur Pernilla.
Berbagai hal terkait perlindungan sosial untuk melindungi anak-anak, di antaranya penguatan peraturan, pelatihan dan edukasi akan dilakukan dalam kegiatan itu.
Indonesia dan Swedia, kata dia, juga mengadopsi dokumen antarpemerintah yang memiliki daftar penting untuk dilakukan.
“Kami tekankan anak adalah bagian dari dialog dan ini merupakan langkah yang baik,” ujar Pernilla. (ant/dwi)