Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan akan mengembangkan bandara pintar (smart airport) melalui kerja sama dengan pemerintah Selandia Baru.
Agus Santoso Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/11/2017) mengatakan dalam kerja sama tersebut Selandia Baru membagi pengalamannya dalam mengembangkan dan mengoperasikan bandara pintar, baik dalam penerapan teknologi, sistem pajak bandara (passanger service charge) yang otomatis serta penanganan bagasi (baggage handling).
“Kami melanjutkan kerja sama yang sudah dijalin sejak 1988, karena bandara ini sangat banyak multiplier effect-nya dalam pertumbuhan ekonomi, di mana pertumbuhan penumpangnya sendiri 10-12 persen per tahun,” katanya seperti dilansir Antara.
Agus mengatakan pada 2016 lalu, terdapat 3,8 miliar penumpang dan 54,9 juta ton kargo yang terangkut lewat transportasi udara (berdasarkan data Airport Council International,red).
Di Indonesia, pada tahun ini ditargetkan dapat mengangkut 162 juta penumpang dan 957.000 ton barang domestik dan internasional melalui penerbangan.
Menurut Agus, semua hal tersebut di atas tidak lepas dari peran bandar udara sebagai simpul penerbangan.
Karena itu, menurut dia, bandara pintar sangat diperlukan di Indonesia untuk mengimbangi penerbangan nasional yang juga meningkat pesat dan modern paralel dengan pesatnya pertumbuhan teknologi.
“Masyarakat sebagai penumpang pesawat dan pengguna bandara sekarang sudah semakin pintar. Demikian juga teknologi pesawat terbang yang semakin canggih dan perangkat penerbangan lain yang semakin modern. Tentu saja hal ini harus diikuti oleh sebuah bandara yang semakin pintar pula,” ujar dia.
Selain itu, menurut dia, juga perlu dikembangkan untuk sistem pajak bandara dan penanganan bagasi yang lebih terintegrasi.
“Di Selandia Baru itu semua PSC terpotong otomatis ke operator bandara, dan bandara terkoneksi dengan moda lain, seperti kereta,” katanya.
Pengembangan sebuah bandara, lanjut Agus, harus memperhatikan tren yang terjadi di masyarakat, tidak hanya di dalam negeri namun juga internasional. Hal ini karena sifat penerbangan yang lintas negara.
“Untuk itu sangat baik kalau kita bekerja sama dengan otoritas penerbangan negara lain untuk saling berbagi informasi terkait tren serta hambatan dan peluang terkait penerbangan di negara masing-masing,” lanjutnya.
Selandia Baru merupakan salah satu negara yang sudah menerapkan bandara pintar, beberapa bandaranya mendapatkan penghargaan internasional sebagai salah satu bandara terbaik.
Hubungan Indonesia dengan Selandia Baru terkait penerbangan sudah dimulai sejak tahun 1988, yaitu dengan ditandatanganinya Air Transport Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the New Zealand relating to Scheduled international flight services pada tanggal 27 Mei 1988 di Jakarta.
Untuk itu, tujuan diselenggarakannya lokal karya adalah sebagai media pertukaran informasi dan “best practices” guna mengidentifikasi tren, tantangan, dan hambatan di lapangan antara Selandia Baru dengan negara-negara di ASEAN terkait rencana pengembangan bandara pintar di Indonesia.
Selain itu juga akan dilaksanakan pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru untuk membahas kemungkinan disusunnya nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah New Zealand sebagai payung hukum / legal basis hubungan kerjasama antar kedua belah pihak.
Pemerintah New Zealand berminat untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia melalui kerjasama di bidang penerbangan sipil khususnya terkait konektivitas, pengembangan bandar udara, pelayanan navigasi penerbangan serta training/pelatihan terutama pelatihan pilot.
Dalam kesempatan sama, Trevor Matheson Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia menyabut baik kerja sama pertukaran informasi tersebut.
“Kami berterima kasih kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan atas kerja sama yang dilakukan, kita bekerja sama dalam pengembangan sistem di bandara,” katanya.
Dia menghargai kerja keras pemerintah Indonesia dalam meningkatkan sistem keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan dan berharap bisa bekerja bersama dalam waktu mendatang. (ant/dwi/rst)