Tim ITS Championship in Robocup (Ichiro) kembali membuktikan keunggulannya dengan menyabet 14 penghargaan dan juara umum di Federation of International Robotsoccer Association-Humanoid Robot Cup (FIRA Hurocup) 2017 di Taiwan.
Tim Ichiro ITS kembali mengulang sejarahnya sebagai juara umum FIRA Hurocup setelah tahun lalu mampu menggondol 10 penghargaan. Tahun ini, National Kaohsiung First University of Science and Technology yang menjadi saksi bisu kemenangan tim Ichiro ITS tersebut.
Poin demi poin berhasil dikumpulkan oleh tim Ichiro. Dalam kompetisi berskala internasional ini, ITS mengirimkan tiga tim yang terdiri dari Tim Ichiro 1, 2 dan 3. Ketiganya sukses memuncaki posisi tertinggi dari setiap kategori yang ada.
Tim Ichiro 1 mendapatkan juara II United Soccer kategori Kidsize, juara II Weight Lifting Kidsize, dan juara II dalam halang rintang Kidsize. Dengan ketiga penghargaan tersebut membuat tim Ichiro 1 menjadi Juara Umum peringkat tiga Kidsize.
Tim Ichiro 2 pun tak mau kalah. Juara umum Kidsize berhasil didapatkannya, kemudian Juara I mini DRC Kidsize, Juara I United Soccer Kidsize, Juara III halang rintang Kidsize, dan Juara I Sprint Kidsize.
Sementara itu, juara umum peringkat tiga Adult Size diraih oleh ITS melalui tim Ichiro 3. Robot setinggi 88 sentimeter itu berhasil menjadi juara II mini DRC Adult Size, juara II Sprint Adult Size, Juara III Marathon Adult Size, serta Juara II halang rintang Adult Size.
Reza Ar Razi, ketua tim Ichiro ITS mengungkapkan bahwa kali ini prestasi Ichiro di FIRA Hurocup meningkat cukup sigifikan. “Kalau tahun lalu kita hanya bawa 10 penghargaan. Kali ini ada 14 penghargaan,” ujar Reza Ar Razi.
Tidak hanya itu, lanjut Reza, tahun ini tim Ichiro juga menambah kategori kompetisi yang diikuti, yaitu mini DRC, Penalty Kick, dan Spartan Race.
Kemenangan tersebut tidak serta merta didapatkan Ichiro dengan mudah. Pasalnya, Reza mengungkapkan bahwa tim Ichiro 2 pada saat latihan di lab, robot dapat berjalan dan lari sangat baik.
“Tapi saat dicoba di venue jadi pincang, lalu kami coba perbaiki namun tetap saja pincang,” tambah Reza. Meski sampai hari terakhir, keadaan robot seperti itu.
“Kami sempat khawatir karena saat itu final sprint. Lalu kami coba akali pada programnya agar tidak terlalu miring jalannya,” lanjut Reza.
Karena hambatan ini, Ichiro 2 pada tahun ini hanya berhasil dengan waktu 26 detik. “Padahal tahun lalu kami berhasil juara satu dengan waktu 21 detik dan itu menjadi rekor dunia. Namun Alhamdulillah kami tetap mendapat juara satu pada sprint,” tutur Reza.
Sementara itu, ditegaskan Muhtadin ST MT., Dosen pembimbing tim Ichiro ITS, bahwa pihaknya berharap semangat juara ini juga menular pada tim robot yang lain sehingga nama Indonesia menjadi besar dalam bidang Robotika.
“Kami juga mengharapkan ada sinergi antara tim-tim robot yang dimediasi oleh kementerian (Kemenristekdikti), sehingga percepatan penguasaan teknologi robot dapat dicapai dan semakin banyak tim-tim robot yang hebat,” ujar Muhtadin, Senin (28/8/2017).(tok/ipg)