Satu di antara 3 tim ITS Surabaya berhasil dinobatkan sebagai juara umum dalam UTM (Universiti Teknologi Malaysia) pada Bridge Model Competition 2017 di Johor, Malaysia.
Tim dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) Fakultas Vokasi ITS, yang berhasil bertarung dan menjadi juara di kancah internasional. Tim Suro-Boyo berhasil mengungguli 150 peserta dari berbagai negara seperti Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Dr Machsus ST MT., Kepala DTIS, bersyukur atas keberhasilan tim mahasiswanya. Tim kontingen ITS ini pulang dengan memboyong juara 1 kategori Jembatan Teringan dan Terkuat, serta juara 1 kategori Presentasi.
“Kami yakin capaian prestasi gemilang ini berangkat dari niat yang baik, ikhtiar yang maksimal, serta doa dan ridha Allah SWT,” terang Dr Machsus ST MT., Kepala DTIS.
Sementara itu, satu di antara supervisor tim, Afif Navir Refani ST MT menyampaikan kemenangan tim ini buah kerjasama yang solid. “Ini hasil kerja keras dan keikhlasan, serta aplikasi keilmuan dari perkuliahan secara nyata,” ujar Afif Navir Refani.
Hal ini, lanjut Afif, juga dikarenakan pengujian yang dilakukan beberapa kali sebelum berlaga. Sehingga, tim dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. “Tim ini sudah mempersiapkan diri sejak November lalu, saat pendaftaran dan tahap seleksi proposal,” tambah Afif.
Strategi lain disampaikan Fathirul Rachman, anggota tim Suro-Boyo. Cukup unik dengan apa yang dilakukan tim ITS ketika presentasi.
Tim Suro-Boyo tampil percaya diri, nyentrik dan mantap mengenakan baju dan topi khas daerah Madura. “Mencoba tampil unik, menarik dan beda dari yang lain. Alhasil, banyak sih yang terkesan dengan penampilan kita pas presentasi kemarin,” cerita Fathirul Rachman.
Ide tampil mengenakan pakaian daerah tersebut adalah usulan Ridho Bayuaji PhD., Pembina Tim, yang menunjukkan tim ITS Surabaya menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia.
“Karena kita yakin orang sana itu suka sama budaya kita (bangsa Indonesia, red), dan itu memberikan nilai tambah bagi tim kami,” kata Fathirul Rachman.(tok/fik)