Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur sudah menemui puluhan ribu buruh yang berunjuk rasa di Gedung Negara Grahadi, Selasa (31/10/2017).
Gus Ipul mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan meneruskan beberapa tuntutan buruh ke pusat.
“Ada yang akan kami teruskan ke pusat, ada yang bisa dibahas di sini. Kenaikan Cukai Rokok, revisi PP 78, dan masalah kebijakan transportasi online, itu akan kami sampaikan ke pusat,” ujar Gus Ipul setelah menemui buruh, Selasa (31/10/2017).
Sementara, ada beberapa tuntutan yang akan dibahas di Jawa Timur. Beberapa di antaranya, kata Gus Ipul, soal upah minimum provinsi (UMP) dan upah minimum kabupaten/kota (UMK).
“Tadi ada tujuh poin yang sudah kami sepakati, saya harap ini menjadi langkah awal solusi dinamika perburuhan yang terjadi di Jawa Timur,” katanya.
Sementara itu, Ahmad Fauzi Ketua DPD Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Timur mengatakan, tuntutan utama Buruh dalam unjuk rasa kali ini adalah penghapusan UMP.
Alasannya, karena hampir semua Kabupaten/Kota di Jawa Timur sudah menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
“Saya hanya khawatir, para pemilik perusahaan akan menjadikan UMP sebagai alasan tidak menerapkan UMK untuk pemberian upah kepada karyawannya,” ujarnya.
Sampai saat ini, puluhan ribu buruh termasuk sopir angkutan kota (angkot) masih bertahan di depan Gedung Negara Grahadi. Mereka memutar musik dangdut dengan pengeras suara.
Beberapa di antara buruh tampak beristirahat makan dan sebagian melaksanakan ibadah salat Ashar.
Sekitar pukul 14.15 WIB, beberapa serikat pekerja dari luar Surabaya seperti Sidoarjo dan Gresik baru saja tiba di Grahadi.
Akibat aksi buruh ini, kepadatan kendaraan terjadi di Jalan Basuki Rahmat serta di Jalan Tunjungan.
Namun menjelang pukul 15.30, massa aksi buruh berangsur-angsur meninggalkan Grahadi.(den/iss/ipg)