Pemerintah minta peternak dan pengusaha susu terus menjalin kerjasama guna meningkatkan kualitas produksi susu. Dengan kerjasama yang baik, kesejahteraan peternak diharapkan juga bisa terwujud.
“Jika susu yang dihasilkan peternak berkualitas, maka pengusaha akan membeli dengan harga mahal. Disinilah tugas pemerintah untuk memfasilitasi mulai dari bantuan indukan hingga makanan. Karenanya hubungan antara pemerintah, peternak dan pengusaha tidak bisa terpisahkan,” kata Gus pada acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan tahun 2016, di Nongkojajar, Pasuruan, Sabtu (11/02/2017).
Dengan terjalinnnya kerjasama yang baik tersebut, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan susu nasional khususnya di Jawa Timur. Berdasarkan data yang ada, kebutuhan susu di Jawa Timur per harinya sebanyak 2000 ton, sedangkan produksinya hanya 1300 ton. Ini menunjukkan bahwa sisanya perusahaan masih melakukan impor susu.
“Kekurangan kebutuhan susu ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi investor. Sebab Jatim merupakan lokasi yang tepat untuk menjadi sentra sapi nasional, terlebih populasi sapi di Jatim 50 persen dari populasi nasional. Sehingga kedepan impor sapi bisa dikurangi,” kata dia.
Menurut Gus Ipul, kualitas susu sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh sapi dan komponen pakan ini yang harganya masih cukup mahal. Karenanya, pemerintah membuat beberapa program prioritas salah satunya adalah pemberian bantuan minifeedmil.
Selain itu juga dilakukan penguatan kelompok peternak sapi perah, melalui penambahan indukan sapi perah impor dan Inseminasi Buatan (IB), pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular pada sapi perah, dan peningkatan SDM melalui pelatihan. “Penambahan populasi sapi perah perah impor di Jatim pada tahun 2015 mencapai 486 ekor,” kata Gus Ipul.
Pemerintah Jawa Timur saat ini juga memfasilitasi peternak agar bisa mendapatkan pembiayaan dengan skim kredit bunga murah, atau sekitar 9 persen per tahun yang disalurkan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di samping itu pemerintah juga tengah menggalakkan program premi asuransi sapi oleh lembaga asuransi ternak, resiko yang dijamin yakni kematian dan kehilangan. Dari total premi Rp200 ribu pemerintah memberikan bantuan subsidi 80 persen atau sebesar Rp160 ribu, dan peternak hanya membayar Rp40 ribu perekor pertahun.
Terkait kebutuhan sapi indukan bagi peternak, Gus Ipul berharap perusahaan di bidang produksi susu mau membantu peternak melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) . Hal itu menjadi penting sebab idealnya peternak memiliki 9 atau 10 ekor sapi perah.
Karenanya pemerintah juga akan melakukan seleksi bagi peternak yang sapinya masih kurang dan passion nya memang di bidang peternakan. “Intinya bagi peternak besar jangan diganggu, peternak di tingkat menengah difasilitasi, dan peternak kecil diafirmasi atau diberi bantuan. Sehingga kebutuhan konsumsi susu masyarakat bisa terpenuhi,” kata Gus Ipu.
Sementara itu, Kusnan, Ketua Umum KPSP Setia Kawan mengatakan, secara umum performa koperasi meningkat daripada tahun 2015. Ini terbukti dari jumlah anggota menjadi 8.773 orang atau naik 5 persen, jumlah sapi yang dikelola 18.756 ekor atau meningkat 15 persen, serta mampu menghasilkan susu sebanyak 103 ton per hari. Sedangkan dari sisi SHU yang diterima anggota juga naik sebesar 43persen dibanding tahun 2015.
“Khusus untuk kualitas pakan ternak saat ini juga diperbaiki sehingga konsentratnya mencapai 20,55 persen, kami juga membuat program kandang sehat. Dengan semua usaha yang dilakukan ini semoga perusahaan yang menerima hasil susu peternak dari KPSP Setia Kawan bisa terus bekerjasama dengan kami. Apalagi jika harga beli susunya bisa dinaikkan,” kata dia. (fik)