Gula kayu yang berasal dari serat tumbuhan bisa menjadi alternatif pengganti pemanis atau gula konvensional untuk menekan kadar gula darah bagi penderita diabetes.
dr Yoshihisa Asano dokter sekaligus pendiri Institut Penelitian Medis Noguchi di Jakarta, Senin, menjelaskan gula kayu merupakan jenis gula baru yang berasal dari serat tumbuhan yang diperoleh dari ekstrak kulit kelapa, batang bambu, bonggol jagung, dan tumbuhan lainnya.
“Salah satu sifat dari gula kayu yaitu tidak diserap langsung oleh tubuh. Riset terdahulu membuktikan, konsumsi gula kayu dapat menghambat kenaikan kadar gula dalam darah. Karena dapat menjaga kadar gula dalam darah, gula ini aman digunakan sebagai pengganti pemanis bagi penyandang diabetes,” katanya, seperti dilansir Antara, Senin (7/8/2017).
Selain itu, dia menjelaskan, gula kayu juga dapat meningkatkan jumlah probiotik (bakteri baik) dalam usus yang berfungsi menjaga metabolisme dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Menurut data International Diabetes Federation tahun 2015, jumlah penyandang diabetes di Indonesia sekitar 10 juta orang.
Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan diabetes telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar nomor tiga di Indonesia setelah stroke dan penyakit jantung koroner.
dr Saptawati Bardosono pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan bahwa Peraturan Kementerian Kesehatan RI No. 30 tahun 2013 merekomendasikan konsumsi gula tidak melebihi 50 gram atau lima sendok makan per orang setiap harinya untuk mengurangi risiko diabetes.(ant/iss/ipg)