Generasi milenial –mereka yang lahir 1980 ke atas– dinilai punya kecenderungan konsumtif karena hidup di tengah era di mana perubahan terjadi serba cepat.
“Generasi ini menganggap pekerjaan dan kesenangan bisa dilakukan berbarengan sehingga cenderung konsumtif,” kata Ajeng Raviando psikolog dalam kampanye #SayangUangnya di Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa (31/1/2017).
Dikepung oleh kemudahan, membuat generasi milenial menghadapi godaan memenuhi kesenangan sesaat (instant gratification). Misalnya hasrat belanja yang bisa diwujudkan dengan sentuhan jari di layar handphone karena mudah untuk belanja online.
Ajeng mewanti-wanti generasi milenial untuk menahan diri dan berhemat agar godaan kepuasan sesaat itu tidak “merampok” impian karena uang terus-menerus dikeluarkan untuk hal yang tidak penting.
Ajeng menjelaskan empat kiat hemat untuk generasi milenial, yakni STOP (Stop, Think, Observe, Proceed).
1. Stop
Jangan buru-buru buka toko online favorit begitu mendapat notifikasi diskon gila-gilaan atau menghubungi delivery service saat ingin minum kopi di gerai langganan. (Baca: Generasi milenial habiskan lebih banyak uang untuk ngopi?)
“Berhenti dulu, ambil napas panjang, hitung sampai sepuluh. Ini bisa menghentikan dan membuat kita berpikir dan lebih fokus,” kata dia.
2. Think
Pikir secara seksama apakah barang yang ingin dibeli memang tidak bisa penting dan tidak bisa ditunda lagi. Anda boleh membeli payung saat hujan deras karena itu memang penting. Tapi kopi bisa diseduh sendiri di rumah atau kantor untuk menghemat uang, kan?
3. Observe
“Barangnya sepenting apa, untuk apa? Beli sesuatu karena butuh atau karena ingin?” kata Ajeng.
Observasi lebih dalam mengenai apa yang paling cocok untuk Anda. Misalnya Anda ingin membeli laptop. Haruskah beli laptop super mahal dengan spesifikasi tinggi bila ternyata fitur yang akan dipakai ada di laptop yang lebih murah?
4. Proceed
Tentukan apakah akan membayar kontan atau kredit, sedikit atau banyak, bulanan atau langsung?
“Jadikan hemat dan menabung sebagai kebiasaan baru,” kata Ajeng.
Yang penting, menabung dan berhemat harus disikapi dengan positif sehingga tidak menjadi beban. Key: gaya hidup, menabung, tabungan, milenial.(ant/iss/ipg)