Banyaknya berita bohong yang berseliweran di jagad maya berimbas pada kepercayaan masyarakat pada industri media khususnya media berbasis siber. Pertumbuhan media siber yang pesat, ternyata dibarengi dengan semakin suburnya berita hoax di tengah-tengah masyarakat.
“Karenanya kehadiran Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) ini sekaligus untuk merumuskan bagaimana kita perang melawan berita hoax,” kata Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wens Manggut, di sela-sela menghadiri Konferensi Wilayah I AMSI Jawa Timur di Spazio Hall Surabaya, Rabu (25/10/2017).
Wens yang juga Pemred Merdeka.com ini mengatakan, banyaknya berita hoax di media sosial merupakan ancaman nyata bagi tumbuh kembangnya industri media siber.
“Memang hoax diproduksi dan disebar bukan dari media siber. Hoax sering disebar melalui media sosial, padahal berita-berita kita yang jujur juga sering disebar melalui media sosial sehingga masyarakat kadang tidak mampu memilah, narasumber juga trauma dan dari sisi industri tentunya sangat merugikan,” kata Wens.
Di tempat yang sama Saifullah Yusuf (Gus Ipul) Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan, berita hoax saat ini merupakan musuh bersama untuk segera dihentikan karena terbukti telah memecah belah persatuan anak bangsa.
“Ini harus bersamaan, pemerintah dan media siber harus membangun literasi yang sehat dan terpercaya, optimisme dan positifisme harus dibangun melalui peradaban digital bukan sebaliknya. Makanya harus satu kata,” ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Emil Dardak Bupati Trenggalek. Menurut Emil, masyarakat saat ini memerlukan penyeimbang informasi. “Jangan sampai informasi hoax dibiarkan begitu saja. Keberadaan media siber inilah yang harus diperkuat sehingga masyarakat mendapatkan penyeimbang informasi,” ujarnya.
Sekadar diketahui, AMSI Jawa Timur, hari ini menggelar Konferensi Wilayah I di Surabaya. Selain diikuti dan dihadiri para petinggi media siber di Jawa Timur, konfrensi kali ini juga dihadiri Soekarwo Gubernur Jawa Timur; Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur, serta beberapa bupati/walikota, akademisi serta wartawan ilmu komunikasi dari beragam perguruan tinggi.(fik/ipg)