Festival tari Remo dan Yosakoi 2017 dibuka oleh Tri Rismaharini Walikota Surabaya dan Seiya Okazaki Walikota Kochi Jepang dengan membunyikan Naruko, sebuah alat kesenian tradisional Jepang. Festival ini sekaligus memperingati 20 tahun kerjasama Kota Surabaya dan Kota Kochi Jepang.
Dalam sambutannya, Seiya Okazaki Walikota Kochi Jepang mengatakan, tahun ini merupakan ketiga kalinya dia bisa menghadiri langsung Festival Yosakoi di Surabaya.
Dia juga mengatakan, telah membawa langsung para penari Yosakoi dari Kochi. Dia datang hari ini bersama Ketua DPRD Kochi untuk melakukan penandatanganan kerjasama Kochi dan Surabaya di bidang pendidikan, ekonomi dan budaya.
Dia mengatakan, kota Kochi berharap bisa kerjasama lebih luas dengan kota Surabaya. Karena sudah 20 tahun Surabaya dan Kochi menjalin kerjasama sister city.
“Kami ucapkan selamat juga kepada Tri Rismaharini Walikota Surabaya yang terus menerus mendapat penghargaan Internasional dalam memajukan kota Surabaya,” kata Okazaki.
Tri Rismaharini Walikota Surabaya juga demikian, sangat berterima kasih kepada kota Kochi yang telah bekerjasama selama 20 tahun dengan Surabaya. Dia berharap kerjasama ke depannya lebih ditingkatkan dan lebih riil.
“20 tahun merupakan usia dewasa untuk ukuran kerjasama Surabaya dan Kochi. Kami pemerintah kota dan warga Surabaya menyambut baik kerjasama yang terus menerus hingga 20 tahun ini,” katanya.
Risma juga mengatakan kepada Walikota Kochi, jika seluruh sekolah dan perguruan tinggi di Surabaya sudah memiliki kelompok tari Yosakoi. Ini membuktikan kerjasama di bidang budaya berjalan baik.
Dalam pembukaan festival ini. Dua penampilan jenis tari, baik dari Surabaya dan Jepang sama-sama ditampilkan. Menjadi pembuka tari Remo kolosal yang melibatkan 200 penari anak-anak. Kemudian disusul tari Yosakoi yang dimainkan warga negara Jepang dan diikuti langsung oleh Walikota Kochi Jepang. (bid/rst)