Europalia Arts Festival Indonesia, Jembatan Emas Menjangkau Dunia

Hilman Farid Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, masyarakat Eropa memberi sambutan yang luar biasa kepada para seniman Indonesia yang tampil di “Europalia art festival Indonesia.”

Festival Seni Europalia yang berlangsung selama 80 hari (antara Oktober 2017 sampai Januari 2018) menjadi ajang menduniakan keragaman budaya Indonesia yang toleran, demokratis dan modern, tapi tetap menjunjung khasanah seni dan budaya Europalia.

Misi ini oleh Dirjen Kebudayaan dinilai cukup berhasil, karena masyarakat Eropa semakin banyak yang ingin mempelajari tentang budaya di Indonesia.

Menurut Hilman Farid, Indonesia terpilih sebagai tamu kehormatan di Festival Europalia ke 26 sebagai negara Asia ke 4, setelah Cina Jepang dan menjadi negara Asean pertama yang menjadi tamu kehormatan Europalia.

“Bagi Indonesia ini merupakan peluang emas bagi para seniman tanah air untuk tampil di depan masyarakat Eropa,” kata Hilman pada suarasurabaya.net di Jakarta, Jumat (29/12/2017).

Europalia Arts Festival kali ini diselenggarakan di beberapa kota dan venue di tujuh negara Eropa. Antara lain di Belgia, Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Austria dan Polandia.

Jusuf Kalla Wakil Presiden sempat menghadiri pagelaran seni oleh para seniman Indonesia ketika mereka tampil di Europalia arts Festival Indonesia yang digelar di Belgia. “Wapres juga terlihat kagum ketika masyarakat Eropa ikut memainkan gamelan yang tidak dimiliki negara lain,” kata Hilman.

Rampai Indonesia merupakan tajuk yang dicanangkan dan melekat pada berbagai persembahan yang dipersiapkan para pelaku pencipta seni dan budaya yang lahir dari talenta-talenta muda, baik melalui tradisi maupun melalui sekolah-sekolah tinggi seni di Indonesia.

Pada Europalia ini Indonesia menampilkan lima program, yakni seni pertunjukan, sastra, pameran, musik dan film dengan melibatkan 316 pekerja seni.(jos/den/dwi)