Menjadi orang tua adalah pekerjaan berat. Anak-anak akan mudah terpengaruh apapun yang ada di sekitarnya. Teman, guru, terutama orang tua.
Tidak ada orang tua yang sempurna. Setidaknya, orang tua selalu menerapkan pola asuh lebih baik dengan menghindari hal-hal akan memberikan pengaruh buruk pada anak di masa depan.
Ini empat hal akan berpengaruh buruk pada anak-anak, tapi seringkali tidak disadari oleh orang tua, sebagaimana dijelaskan Lourdes Carandang, Ahli Psikologi.
1. Membanding-bandingkan anak
Mungkin orangtua merasa adil dalam membagi perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak. Tapi saat ada satu orang yang punya prestasi lebih, lantas orang tua akan memujinya. Lalu membandingkannya dengan kakak atau adiknya yang kurang berprestasi. Ini bisa berpengaruh buruk bagi anak.
Misalnya Anda memperkenalkan mereka pada orang lain seperti ini, “Kenalkan, ini putri saya yang pintar, Sarah. Dan ini putra bungsu saya, Max.” Perlakuan seperti ini sama halnya dengan menjatuhkan anak.
Carandang, seperti dilansir Independent dikutip Antara, mengatakan, kadang ada orang tua yang tidak menyadarinya.
2. Memberi label
Nama panggilan yang merujuk pada fisik atau kebiasaan buruk mungkin terkesan biasa saja. Tapi, sebenarnya, bisa menorehkan luka seumur hidup bagi anak bila terlalu sering diucapkan.
Tentu saja orangtua tidak bisa terlalu melindungi anak, tapi memanggil anak dengan sebutan tidak enak bisa merusak kepercayaan diri anak.
Sebutan seperti itu bisa membuat anak-anak kesal dan mulai percaya bahwa mereka benar-benar malas atau bodoh.
3. Menjadi contoh penindas
Anak meniru perkataan dan perilaku orang tua. Jadi bila mereka melihat ayah berkata kasar kepada ibu, mereka akan berpikir, pria menindas wanita merupakan hal yang lazim, dan wanita memang menerima hal itu.
4. Pilih kasih
Ada orang tua yang punya anak kesayangan dan bila mereka melakukan hal yang salah, tak akan ada hukuman yang diberikan padanya. Sebaliknya, bila anak lain melakukan hal yang sama, orang tua tak segan-segan naik pitam.
Carandang menekankan orang tua yang menghadapi pertengkaran anak-anak, agar mendengarkan secara objektif dari kedua pihak demi bisa berlaku adil. Meski anak yang lebih tua harusnya lebih paham atas tanggung jawab, penting untuk tidak menelantarkan kebutuhan emosional mereka.(den)