Setiap hari, timbunan sampah di Sidoarjo diperkirakan mencapai 1.300 ton. Hanya 400-500 ton sampah yang terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Kecamatan Jabon, Sidoarjo.
Sisanya, sekitar 800 ton sampah, ditangani di tempat penampungan sementara (TPS) 3R (reduce, reuse, recycle) di masing-masing desa, atau di Tempat Pemilahan dan Pengolahan Sampah (TPST) kawasan.
Namun, masih ada sisa sampah yang belum tertangani. Sampah ini dibuang liar ke lahan kosong, di pinggir jalan, di sungai, ditimbun di belakang rumah, atau dibakar.
Sementara, kondisi TPA Jabon saat ini, sudah kelebihan volume walaupun hanya menerima 400-500 ton sampah per hari. Padahal, belum lama ini, TPA Jabon yang tadinya memiliki luas 5 hektare telah diperluas menjadi 8 hektare.
Tapi dalam waktu yang relatif singkat, tiga hektare perluasan lahan itu sudah terpakai seluruhnya.
“Jadi sudah tidak ada tempat lagi. Hanya ditumpuk-ditumpuk, tinggi sekali. Padahal, kalau sampah sudah tinggi, masyarakat protes,” kata Harsono Kepala Seksie Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo, Senin (17/7/2017).
DLHK Sidoarjo pun memperkirakan, sekitar tiga sampai empat bulan ke depan, TPA Jabon sudah tidak mungkin lagi menampung sampah. Karena itu, pada 2018 TPA Jabon akan ditutup.
Memang ada rencana, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo akan mengalihkan kelebihan sampah di TPA Jabon ke lahan lain yang lebih luas. Tapi upaya ini terkendala ketersediaan lahan di Kabupaten Sidoarjo.
Seiring perkembangan Kabupaten Sidoarjo sebagai Kota Satelit Surabaya, ketersediaan lahan semakin terbatas. Banyak perumahan baru, pertokoan, maupun mal, berkontribusi dalam sulitnya mencari lahan kosong di Sidoarjo.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo masih berupaya membebaskan lahan yang dibutuhkan. Tapi sampai saat ini, dari 35 bidang lahan yang dibutuhkan, masih ada 12 bidang yang belum terbayar.
Anggaran pembebasan lahan ini masih nyantol dalam pembahasan yang alot di DPRD Kabupaten Sidoarjo.
Bahrul Amig Kepala DLHK Sidoarjo mengatakan, setidaknya anggaran ini harus menunggu Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) sekitar Agustus nanti. Itupun belum tentu disetujui oleh DPRD Kabupaten Sidoarjo.
Soal infrastruktur penanganan sampah, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo kini hanya mengandalkan TPS 3R di desa dan TPST Kawasan di Banjar Bendo. Keduanya menjadi ujung tombak pengurangan volume sampah TPA Jabon. Tapi ini tidak mengubah fakta, TPA Jabon sudah overload.
Berbagai upaya sudah dilakukan. Pemkab Sidoarjo masih dalam proses menambah, setidaknya, tujuh TPST Kawasan yang telah menggunakan mesin pemilah sampah.
Selain itu, berbagai program diet sampah bagi masyarakat sedang digalakkan. Satu yang menjadi andalan, program zero waste academy. Yakni program pembentukan kader lingkungan di masing-masing kecamatan.
Tujuannya, agar kader-kader lingkungan ini mengantarkan Sidoarjo menuju penanganan sampah sejak dari sumbernya di rumah tangga, pada 2019 mendatang. Sehingga Sidoarjo terbebas dari sampah (zero waste).(den/dwi)