Sabtu, 23 November 2024

Dua Ancaman Akibat Letusan Gunung Agung

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, letusan Gunung Agung di Bali memberi dua ancaman ke masyarakat sekitarnya.

Dua acaman tersebut berupa material erupsi dan banjir lahar dingin.

“Jadi ancamannya dua. Satu adalah material dari erupsi itu sendiri, baik itu awan panas, lava pijar, bom, lapili (kerikil yang disemburkan gunung api) dan sebagainya. Yang kedua, ada dampak sekunder yaitu banjir lahar dingin,” ujar Sutopo dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017).

Oleh karena itu, Sutopo betul-betul mengimbau pada masyarakat yang masih dalam radius berbahaya untuk segera melakukan evakuasi. Karena kemungkinan erupsi yang lebih besar bisa terjadi.

Kata dia, masyarakat sekitar Gunung Agung memang belum semuanya mengungsi, karena masih menunggu ternak mereka dievakuasi.

“Masyarakat memang belum mau mengungsi semuanya dengan alasan ternak. Memang tidak mudah melakukan penanganan bencana di Indonesia karena sangat khas. Kalau ternaknya diungsikan biasanya pemilik baru akan ikut. Tetapi kalau ternaknya belum diungsikan, maka mereka akan tetap menjaga ternaknya,” kata Sutopo.

Data sementara, menurut dia, masih ada ribuan ternak yang belum dievakuasi baik itu sapi, babi dan kambing. Pada saat status “Siaga”, perkiraan saat itu ada 14 ribu ekor hewan. Yang sudah dievakuasi sejak status “Awas” yaitu bulan September adalah 8.543 ekor ternak dan dievakuasi di 43 titik. Sedangkan saat ini diperkirakan lebih dari 5.457 ekor ternak telah dievakuasi. Dan tim satgas peternakan dan kesehatan hewan masih terus melakukan penanganan.

“Kita kirim kendaraan-kendaraan untuk melakukan evakuasi,” jelas dia.

Sementara untuk dampak terhadap penerbangan, pada pukul 07.15 WIB, bandara internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup, dan berlaku sampai 18 jam kemudian, yang setiap 6 jam akan dievaluasi. Ini karena abu vulkanik sudah menyebar sampai di bandara tersebut.

Sutopo menjelaskan, sejak meletus tanggal 25 sampai 26 November 2017, di Bandara Ngurah Rai sudah ada 9.195 penumpang yang mengalami pembatalan, baik pemberangkatan maupun kedatangan.

Kata dia, sebaran abu juga tergantung arah angin. Pada bulan bulan ini, Bali sudah mengalami musim penghujan, sehingga arah angin akan menuju ke Timur dan Tenggara. Sehingga akan berdampak ke wilayah Lombok dan sekitarnya.

Untuk kementerian perhubungan juga sudah mengantisipasi dampak letusan gunung Agung dengan mempersiapkan 100 bus untuk evakuasi penumpang di Bandara Ngurah Rai. Evakuasi dengan bus ini ke Wilayah Jawa Timur maupun Nusa Tenggara Barat tergantung sebaran abu vulkanik.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs