M Ridwan Hasan, tim leader IMA World Health menilai bahwa bangsa ini akan kehilangan generasi yang cerdas jika masalah stunting tidak ditangani dengan serius. Stunting adalah kondisi di mana seorang anak memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya.
“Saat ini, hampir sembilan juta, atau lebih dari sepertiga balita di Indonesia mengalami stunting. Di Asia Tenggara, hanya Laos, Kamboja dan Timor Leste yang memiliki angka stunting lebih tinggi dari Indonesia,” kata Ridwan dalam dialog lintas agama membahas gizi buruk di Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Di Indonesia, lima provinsi dengan angka stunting tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (51,73 %), Sulawesi Barat (48 %), Nusa Tenggara Barat (45,26 %), Kalimantan Selatan (44,24 %), dan Lampung (42,63 %).
Menurut M Ridwan Hasan, dalam konteks masyarakat Indonesia, keterlibatan kalangan organisasi keagamaan dan tokoh agama dalam menangani kesehatan masyarakat amat diperlukan.
“Dalam isu cegah stunting, keterlibatan Fatayat NU dan Nasyiatul Aisyiyah, bisa menjadi pengalaman yang dapat dibagikan pada pelibatan organisasi keagamaan lainnya,” ujarnya.
Perlu diketahui, Fatayat NU telah mencanangkan Barisan Nasional Cegah Stunting. Sementara Nasyiatul Aisyiyah mengukuhkan Keluarga Muda Tangguh Nasyiah serta upaya pembekalan kader dan jejaringnya.
Selain itu telah tercatat pula kolaborasi antara Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) bersama organisasi berbasis Islam, Fatayat dan keluarga besar Nadhlatul Ulama, Nasyiatul Aisyiyah dan keluarga besar Muhammadiyah serta Pelkesi dan jejaring denominasi Kristen.(jos/iss/ipg)