Kamis, 19 September 2024

Diperkirakan Tahun 2020, Depresi Jadi Penyakit Mematikan Kedua Setelah Jantung

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Ilustrasi

WHO mengangkat tema “Depresi:Lest Talk” untuk peringatan Hari Kesehatan Sedunia 2017 karena WHO ingin meningkatkan awareness tentang kondisi depresi. Karena diperkirakan tahun 2020, depresi jadi penyakit mematikan kedua setelah penyakit jantung.

dr. Azimatul Karimah spesialis kedokteran jiwa RSUD dr. Soetomo Surabaya mengatakan, penyebab depresi ada tiga faktor yakni biologi, fisik dan psikologis.

Azimatul menjelaskan, faktor biologi misalnya adanya kerentanan genentik dari generasi sebelumnya. “Misalnya orang tua atau kakek neneknya yang pernah mengalami depresi,” kata Azimatul pada Radio Suara Surabaya.

Untuk faktor fisik, kata dia, gejalanya mirip depresi misalnya kelainan hormonal seperti contohnya tyroid.

Sedangkan faktor psikologis, menitikberatkan pada pola asuh orang tua pada anak. Anak yang dikekang atau sering dikritik orang tuanya akan tumbuh jadi anak yang rentan depresi daripada anak yang tidak diperlakukan demikian.

Azimatul mencontohkan, orang-orang yang menetap di kota besar seperti Surabaya atau Jakarta juga rentan terkena depresi. Ini karena ritme kehidupan dan kebutuhan di kota tidak sama dengan di desa. Di samping faktor pemicu lainnya seperti permasalahan pendidikan, pekerjaan dan rumah tangga.

“Kalau beberapa faktor penyebab itu ada pada seorang manusia maka dia rentan alami depresi,” ujar dia.

Sayangnya, kata dia, Surabaya tidak punya data pasti berapa banyak orang yang mengalami depresi. “Kalau orang yang mengalami depresi yang dikeluhkan bukan depresinya tapi sakit fisik yang dialaminya. Misal pusing, mual, mag dan larinya pasti ke dokter fisik bukan dokter psikis,” ujar dia.

Sayangnya lagi, lanjut dia, teman sejawatnya yang berprofesi sebagai dokter fisik juga tidak punya awareness untuk mendeteksi adanya gangguan secara psikis.

Namun WHO sudah memberikan guideline terhadap orang yang sudah terlanjur alami depresi. Diantaranya:
1. Kita sampaikan pada orang yang depresi kalau kita ingin membantu. Kalau ada orang mengeluh, jangan dibilang “Yang sabar ya” seolah orang yang depresi termasuk orang yang tidak sabaran. Kita harus mengerti apa yang dirasakan, pengertian semacam itu yang bisa kita berikan pada mereka,
2. Mari kitacari tahu soal depresi,
3. Biasanya orang akan bilang ke orang yang depresi “Kamu sudah punya ini itu. Kamu kurang bersyukur”. Padahal kalimat itu membuat orang makin depresi. Memang keimanan, ibadah itu bisa membantu, tapi jangan ditekankan pada mereka yang depresi,
4. Depresi itu penyakit, ada problem biologis jadi cari pendapat orang profesional,
5. Pastikan orang yang depresi merawat dirinya karena kadang untuk bicarapun mereka cukup susah. (dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Kamis, 19 September 2024
27o
Kurs