Taat Pribadi pengasuh Padepokan Dimas Kanjeng hadir di persidangan Pengadilan Negeri Surabaya, Rabu (15/3/2017).
Kehadiran Dimas Kanjeng bukan sebagai terdakwa melainkan sebagai saksi untuk Karmawi terdakwa kasus penipuan penggelapan dan penggandaan uang yang berperan sebagai orang yang merekrut dan mencari maha guru besar. Maha guru besar itu dikenalkan di hadapan santri yang ada di dalam padepokan Dimas Kanjeng.
Saat memberikan kesaksian, Taat Pribadi sempat ditegur oleh salah satu hakim anggota. Sebab, waktu ditanya terkait maha guru yang direkrut oleh Karmawi, jawabannya selalu berputar-putar.
“Saudara saksi (Taat Pribadi) kamu tahu tidak perbedaan mencari orang yang berjenggot dan bisa berdoa. Kemudian mencari orang pintar pandai memimpin doa dan orangnya itu berjenggot,” tanya Anggota Sifa` Urosidin Hakim Anggota 1, Rabu (15/3/2017).
“Tahu. Perbedaannya itu sama-sama orang yang memimpin doa,” jawab Taat Pribadi. Mendengar jawaban itulah, hakim mengeluarkan nada agak tinggi terhadap Taat Pribadi.
“Sekali lagi, saya tanya kamu tahu tidak sebenarnya. Saudara saksi kamu itu mencari orang berjenggot bisa memimpin berdoa, atau mencari orang pintar juga pandai bisa memimpin doa, dan orangnya itu berjenggot?,” tanya Sifa`Urosidin lagi.
Mendapat pertanyaan dari hakim, Taat Pribadi langsung diam. Kemudian Sifa`urosidin menjelaskan, bahwa orang yang pintar, pandai bisa memimpin doa lebih mengerti tentang agama. Belum tentu orangnya itu berjenggot. “Tapi, saudara saksi orang yang dicari itu berjenggot dan hanya bisa memimpin doa. Betul tidak?,” kata Sifa`urosidin.
“Betul,” jawab Taat Pribadi.
Sementara, Djuariyah Jaksa Penuntut Umum dari Kejaksan Tinggi Jawa Timur juga meminta pada Taat Pribadi, agar menjelaskan mengenai peran terdakwa Karmawi dan SP Ramanthan alias Vijay, dan pernah bertemu dimana saja. Terutama mengenai perekrutan maha guru besar.
“Saya kenal dan bertemu dengan dia (Karmawi) itu sekali di hotel daerah Jakarta. Kenalnya dari Vijay, teman baik saya,” kata Taat Pribadi.
Dia menjelaskan, orang yang menyuruh Karmawi untuk mencarikan maha guru besar atas suruhan Vijay. Tidak lama kemudian, Karmawi mendapatkan sembilan orang berjenggot dan dijadikan sebagai maha guru besar.
“Sembilan orang itu saya tidak tahu nama aslinya. Memang saya yang beri nama palsunya, dan saat di padepokan saya dandani pakai sorban dan pegang tasbih, untuk meyakinkan santri,” ujar Taat Pribadi. (bry/dwi/rst)