Kementerian Kesehatan yang dikuasai Houthi di Yaman pada Senin (11/12) menyatakan 32 orang telah meninggal dunia akibat penyakit yang diduga difteri, dan memperingatkan bahwa penyakit itu menyebar.
Kasus dugaan penyakit tersebut telah mencapai 244, kebanyakan pada anak-anak, kata Abdul Hakim Al-Kuhlani juru bicara Kementerian melalui telepon kepada Xinhua seperti dilansir Antara.
Kasus-kasus itu dicatat di 15 provinsi, kata Al-Kuhlani, memperingatkan bahwa penyakit tersebut menyebar saat negeri yang dirongrong perang itu kekurangan pasokan medis akibat blokade total yang diberlakukan atas Yaman oleh koalisi pimpinan Arab Saudi.
Epidemi mulai menyebar pada Oktober, ia menambahkan.
Yaman juga menderita akibat wabah kolera parah yang telah menewaskan lebih dari 2.200 orang sejak April. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada November menyatakan lebih dari 925.000 kasus dugaan kolera telah dicatat di Yaman.
Vaksin yang diperlukan untuk mengatasi difteri juga akan habis dalam dua pekan menurut pihak berwenang.
Kapal dan pesawat yang membawa pasokan kemanusiaan tak bisa mencapai Yaman sejak awal koalisi pimpinan Arab Saudi memberlakukan blokade pada awal November.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi, yang telah memerangi Houthi sejak Maret 2015 guna mendukung Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, telah memblokade akses darat, laut dan udara ke Yaman, setelah Arab Saudi mencegat rusal yang ditembakkan oleh Houthi ke arah Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, pada 4 November.
Koalisi tersebut meredakan pengepungannya pekan lalu, dan membuka kembali sebagian pelabuhan di bagian selatan negeri itu. Namun lembaga bantuan PBB menyatakan tindakan itu tidak cukup, dan menuntut pembukaan penuh semua pelabuhan Yaman. (ant/dwi/rst)