Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN yang kini terkena kasus dugaan korupsi mobil listrik, memamerkan mobil listrik yang baru dibelinya secara CBU (Completely Build Up), satu pekan lalu di Amerika Serikat.
Mobil listrik Tesla berwarna silver yang dibeli Dahlan dengan harga Rp4 miliar tersebut disandingkan dengan Selo, mobil listrik produksi Indonesia.
Mobil listrik produksi Indonesia berwarna kuning tersebut bentuknya mirip Ferrari yang harganya mencapai sekitar Rp1,5 miliar. Mobil hasil riset yang harganya sekitar Rp1,5 miliar itu diproduksi dan dikembangkan saat Dahlan Iskan menjabat sebagai Menteri BUMN.
Dua mobil listrik tersebut dipamerkan di area halaman parkir mobil pintu masuk Gedung Graha Pena, Jalan Achmad Yani, Surabaya.
Di sela melihat dua mobil listrik itu, Dahlan Iskan menjelaskan saat ini perkembangan teknologi mobil listrik di di Amerika Serikat sudah sangat maju dan diproduksi secara massal.
“Kalau mobil listrik ini terus diproduksi, akan bisa berdampak di Indonesia. Apalagi, hasil produksi minyak di Indonesia terus turun dan habis. Sehingga bisa berdampak dan berpengaruh, saat dilakukan penghematan subsidi dan hemat pemakaian bahan bakar,” kata Dahlan Iskan, Jumat (12/5/2017).
“Buktinya, saya mengikuti perkembangan teknologi terus menerus mengenai mobil listrik. Seperti mobil listrik jenis Tesla yang baru saya beli. Setahun sudah memproduksi mobil listrik sebanyak 700 ribu unit,” tambah mantan Direktur PT PLN tersebut.
Nilai perusahaan Tesla juga lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang memproduksi mobil bahan bakar minyak.
“Belum lama ini, saya baca membaca di salah satu media kalau nilai pasar perusahaan mobil bensin hanya sekitar Rp 45 miliar dolar. Berdeda dengan Tesla, yang nilai harganya 50 miliar dolar. Jadi secara perusahaan, Tesla itu lebih berharga daripada perusahaan mobil bensin,” ujarnya
Dia berharap, meski gagasan memproduksi mobil listrik itu empat tahun lalu sudah terlambat. Maka yang harus dilakukan adalah dengan mulai mengerjarnya. “Tidak ada kata terlambat. Beda lagi kalau kita tidak mengikutinya,” harap dia.(bry/iss/ipg)