Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur terpantau terus menurun. Dari data yang ada pada Januari 2017, tidak ada laporan kejadian luar biasa (KLB) di seluruh wilayah di Jawa Timur.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menunjukkan, pada Januari 2013 jumlah penderita DBD sebanyak 17.230 orang dan Januari 2014 sebanyak 9.445 orang. Sementara itu, pada Januari 2015 terjadi kenaikan cukup tinggi pada jumlah penderita DBD yang mencapai 21.266 orang, sehingga ditetapkan sebagai KLB.
“Pada Januari 2016 lalu, jumlah penderita kembali turun menjadi 3.590 orang,” kata Benny Sampirwanto, Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jawa Timur, Rabu (8/2/2017).
Sementara itu, pada bulan Januari 2017, kasus DBD di Jatim sebanyak 410 penderita. Dari jumlah tersebut, penderita meninggal sebanyak lima orang.
Menurut Benny, data ini baru berasal dari 19 kabupaten/kota. “Kab/kota lain belum melaporkan karena sampai saat ini masih dilakukan verifikasi data,” kata Benny.
Dari daerah yang sudah melaporkan tersebut, tiga daerah dengan jumlah penderita DBD terbanyak adalah Bondowoso sebanyak 69 kasus, Kabupaten Probolinggo sebanyak 66 kasus, serta Kota Probolinggo sebanyak 36 kasus. “Sedangkan lima penderita yang meninggal itu berasal dari Batu, Bondowoso, Jember dan Malang,” katanya.
Tahun 2016 lalu, lanjutnya, total jumlah penderita DBD di Jawa Timur sebanyak 24.098 orang, dengan rata-rata 61,9 per 100.000 penduduk (peringkat ke-16 di Indonesia). Jumlah kematian akibat DBD ini sebanyak 339 orang, atau persentasenya 1,4 persen dari total penderita.
Daerah dengan kasus DBD tertinggi tahun 2016 adalah Sidoarjo, Pacitan, dan Kabupaten Malang. Sedangkan daerah dengan jumlah kematian tertinggi karena DBD adalah Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupateb Tulungagung.
Benny menambahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur juga terus berupaya melakukan sosialisasi pencegahan DBD. Pertama dengan mengoptimalisasi gerakan “Satu Rumah Satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik)” yang dideklarasikan oleh Gubernur Jawa timur pada peringatan HKN tingkat Provinsi Tahun 2015 lalu.
Selain itu, Pemerintah juga melakukan pendampingan kepada kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus DBD, meliputi mentoring klinik dan penyelenggaraan Bimtek Penyelidikan Epidemiologi.
Langkah yang juga dilakukan dengan mendistribusikan dan menyiapkan stok logistik (insektisida, larvasida), serta peralatan berupa alat fogging serta Alat Pelindung Diri bagi fogger. Juga, melakukan monitoring ketat terhadap jumlah kasus DBD. (fik/dwi)