Pemkot Surabaya menyiapkan co-working space di lantai III Gedung Eks Siola. Tempat ini akan menjadi tempat berkumpulnya anak muda pelaku startup Surabaya.
“Ini menurut saya mendesak,” ujar Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat menyampaikan rencana Hari Jadi Kota Surabaya ke-724 di ruang kerjanya, di Balai Kota, Rabu (19/4/2017).
Tidak hanya menyediakan ruang untuk membuat produk IT seperti software, ruang co-working ini dia rencanakan memiliki ruang lokakarya bagi para startup.
“Saya pinginnya, ada ruang, semacam workshopnya. Misalkan, ada yang bikin kreasi alat kontrol smartphone untuk mematikan listrik di rumahnya. Bisa dikerjakan dan diuji coba di sana,” katanya.
Penyediaan ruang co-working ini, menurut Risma menjadi bagian dari program pengembangan sumber daya manusia di Surabaya.
“Jangan sampai, kotanya bergerak maju, SDM-nya enggak siap. Makanya, selain kami bikin program pejuang muda, co-working space ini kami sediakan,” ujarnya.
Risma mengatakan, ruang kerja bersama para startup Surabaya ini terealisasi Mei mendatang. Lantai tiga Gedung Eks Siola akan disulap menjadi ruang kerja para startup.
“Sampai ke jembatan penyeberangan itu (taman gantung di Siola,red). Semua akan menjadi co-working space,” kata dia.
Untuk bergabung menjadi bagian dari kesibukan co-working space di Gedung Eks Siola, ada syaratnya. “Syaratnya, mereka harus daftar dulu,” ujar Risma.
Di ruang kerja ini, para startup dengan kemampuan masing-masing akan bertemu dan berkolaborasi menghasilkan produk kreatif memanfaatkan teknologi.
“Misalnya ada yang cuma bisa gambar, nanti ketemu sama yang bisa bikin cerita. Ada yang cuma bisa desain mebel, nanti ketemu sama yang bisa bikin fisiknya,” kata Risma.
Sekitar 2015 lalu, menjelang Pemilu, Risma sempat mengutarakan mimpinya menjadikan Gedung Eks Siola menjadi pusat kegiatan anak muda Surabaya.
Akhirnya, Risma memilih co-working space sebagai wadah kreatifitas anak muda Surabaya, terutama di bidang startup. Kata dia, ini adalah hasil kunjungannya ke berbagai negara.
“Saya pergi ke luar negeri belajar itu,” ujarnya. Selain itu, dia bepergian juga membawa misi mengenalkan Surabaya.
Hasilnya, pada November mendatang, Surabaya akan kedatangan petinggi dari perusahaan IT raksasa seperti Google, Facebook, dan Intel.
“Tadinya saya cuma mau mereka tahu, Surabaya masuk peta dunia. Tapi saya tambah, saya minta mereka jadi mentor anak muda Surabaya, dan mereka mendukung ini,” kata Risma.
Risma mengatakan, berdasarkan pengamatannya, baik di Silicon Valley hingga Paris, Prancis, anak muda di sana penuh dengan ide-ide brilian.
“Mereka di sana itu rutin mendatangkan mentor. Ini yang akhirnya memunculkan ide bagi pelaku startup untuk mengembangkan sesuatu,” ujarnya.
Tidak hanya petinggi perusahaan IT raksasa di atas, Risma meyakinkan, akan ada beberapa profesor di bidang IT yang datang pada November mendatang.
Mereka akan turut memberikan mentoring bagi anak muda Surabaya. Mulai dari bagaimana membangun bisnis dengan teknologi, hingga bagaimana mengembangkan kemampuan mereka.
Risma berharap, dengan datangnya para mentor ini akan menjadikan anak muda Surabaya semakin matang. Sehingga pada helatan Startup Summit di Surabaya pada 2018, mereka mampu bersaing dengan startup lain dari seluruh dunia.(den/dwi/rst)