Hendro Gunawan Sekretaris Daerah Pemkot Surabaya mengatakan, pembangunan trem di Surabaya dibiayai dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dari APBN.
Ini sudah dia pastikan saat bertemu dengan Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu di Jakarta. Dia memastikan, biaya trem dari APBN tetap berlaku.
“Tidak dicoret. Kami waktu ke sana, Kemenhub sudah memastikan anggaran dari SBSN, dari APBN, masih berlaku,” ujarnya ditemui di Pemkot Surabaya, Rabu (14/6/2017).
Pemerintah Pusat saat ini sedang menggodok tambahan anggaran pembiayaan pembangunan trem di Surabaya Ada beberapa tahapan yang sedang digodok oleh pemerintah.
“Di awal, mereka (Kemenhub) sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp200 miliar. Kemudian mereka akan mengusulkan tambahan anggaran ke Kementerian Keuangan untuk finalisasi trem,” katanya.
Tahap pembangunan trem di Surabaya, menurut Hendro sudah dikonsultasikan dengan PT KAI. Pemkot Surabaya saat berkunjung ke Kemenhub sudah mematangkan konsep.
“Nanti apakah mulainya dari Tunjungan dulu, atau dari Darmo, kita akan kaji bersama,” ujarnya.
Perlu diketahui, Kamis (8/6/2017) lalu Tim Kemenhub bersama Tim dari Pemkot Surabaya telah menandai titik awal pembangunan trem di KM 11+450, yakni 11,45 kilometer dari titik nol trem Surabaya di Terminal Joyoboyo.
Lokasi titik KM 11+450 itu berada tepat di bawah Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Taman Gantung, Jalan Tunjungan. Tim Kemenhub menandai simbol trem di lokasi itu dengan cat semprot putih.
Selain itu Pemkot Surabaya telah mengepras berem di median Jalan Raya Darmo. Sebab, lokasi jalur trem Surabaya Utara-Selatan ini akan melintasi jalan itu, tepatnya di median jalan.(den/rst)