Enam mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yang tergabung dalam LZY Visual, bakal mengikuti presentasi final International Video Mapping yang digelar perusahaan Iulius, di Rumania dalam kompetisi Palas Iasi Urban Ensemble 26 Oktober 2017.
Hebatnya, tim LZY Visual dari ITS ini merupakan satu dari enam finalis dari seluruh dunia yang lolos untuk presentasi bersama. Dan tim finalis lainnya yang jadi lawan tim LZY Visual tersebut adalah tim dari Jerman, dua tim dari Rumania, satu tim dari Ukraina dan satu tim lainnya dari Prancis.
Pada presentasi final mendatang, video yang akan disiapkan LZY Visual berdurasi 4,25 menit dan akan disaksikan lebih dari 15 juta penonton baik secara langsung dan juga live streaming. Begitu pula dengan karya dari lima tim finalis lainnya tersebut.
Keenam anggota tim LYZ Visual ini adalah Esa Perkasa Novesada, Mohammad Edo Barudy, Akbar Maulana S, Haris Wiratina, Tedi Mursalat, dan Dwi Prasetyo. Mereka berasal dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) yang berada di bawah Departemen Desain Produk Industri ITS.
Esa selaku ketua tim menjelaskan, latar belakang dirnya dan rekannya mengikuti lomba skala internasional ini ialah untuk mengenalkan LZY Visual ke seluruh dunia dan juga memperkenalkan dunia video mapping sebagai salah satu hiburan yang menarik.
“Kali ini kami (LZY Visual, red) ingin melebarkan sayap ke tingkat internasional, karena di skala regional kami sudah pernah melakukan project,” terang Esa.
Selain itu, lanjut Esa, tim ini juga ingin menunjukkan bahwa hiburan tidak selamanya hanya berupa tarian, lagu dan akting. Tetapi hiburan bisa juga diperoleh lewat permainan lampu dan animasi serta kombinasi lagu dan tarian yang disebut video mapping.
Esa menjelaskan konsep lomba ini Sorot Merah Putih di Benua Biru. Konsep ini disesuaikan dengan tema Paint with Light. Menurut Esa, konsep ini mereka buat untuk mengangkat Indonesia di luar negeri, yakni dengan menggunakan istilah Merah Putih sebagai bendera kebangsaan Indonesia.
Tak hanya itu, pada konsep ini Esa dan rekannya juga memperkenalkan budaya dan ciri khas negara Indonesia pada video mapping-nya. Pada video mapping itu ditampilkan ikon khas Indonesia seperti batik, tarian, burung merak, Garuda Wisnu Kencana dan topeng khas Indonesia.
“Ada tiga topeng yang kami sorot yaitu topeng reog, topeng ludruk dan topeng barong yang sangat mencirikan budaya Indonesia,” tambah Esa.
Sejauh ini progres dari LZY Visual sudah rampung sebanyak 50 persen. Pendampingan untuk keberangkatan dan asistensi terkait video mapping dibina langsung oleh Ellya Zulaika ST MSn., Kepala Departemen Desain Produk Industri ITS.
Esa menambahkan selama pengerjaannya, bersama timnya tidak mengalami kendala yang berarti. Hanya saja terkait keberangkatannya ke Rumania, dari enam anggota tim yang akan diberangkatkan hanya tiga orang. Namun sampai saat ini dana yang terkumpul belum mencukupi.
“Biaya yang kami dapatkan masih sangat sedikit. Saat ini masih dalam proses membuat proposal ke alumni dan perusahaan agar bisa terbang dan berlomba,” pungkas Esa. Jika ditanya target, Esa menegaskan pasti juara pertama adalah target utama.(tok/dwi)