Berita berita bohong yang berseliweran di media sosial dapat memicu isu sara dan radikalisme. Karena berita di medsos memotret berbagai persoalan sensitif yang berkembang di masyarakat yakni masalah pengangguran, kemiskinan dan Sara.
Kalau pemerintah diam, tidak mengambil tindakan apapun terhadap sosmed yang menyebar berita bohong, fitnah dan kebencian akan menjadi ancaman terhadap prospek ekonomi Indonesia 2017.
Pendapat ini disampaikan Muhaimin Iskandar Ketum PKB saat membuka diskusi menakar Sara, radikalisme dan prospek ekonomi 2017 di graha Bank Cimb Niaga Jakarta, Senin (23/1/2017) yang diadakan DPP PKB.
Muhaimin optimis pertumbuhan ekonomi nasional tidak akan terpengaruh dengan isu sara dan radikalisme kalau pemerintah mengambil langkah antipasi.
Berbicara tentang radikalisme, Muhaimin tidak sependapat kalau radikalisme dikatakan identik dengan Islam, kelompok non muslim di negara lain juga ada yang radikal.
Hanif Dzakiri Menteri Tenaga Kerja mengaku jadi korban berita hoax di Medsos menyangkut berita bohong terkait isu 10 juta tenaga Tiongkok menyerbu Indonesia. Akibat Hoax ini, Menaker dibully dan menjadi bulan-bulanan di Medsos.
“Saya curiga berita bohong seperti ini ada yang sengaja mengelola untuk membuat bangsa dan negara kacau,” kata Menaker. (jos/dwi)