Aksi begal sadis menyaru tanya arah jalan di Desa Kedung Pandan, Jabon, Sidoarjo, Minggu (29/1/2017) dini hari, menyulut kemarahan warga. Dua dari empat pelaku begal tertangkap oleh 600-an warga desa dan menjadi bulan-bulanan kemarahan hingga kedua pelaku meninggal.
Aksi main hakim sendiri oleh warga Kedung Pandan terhadap dua pelaku begal ini menyusul perbuatan para pelaku begal yang cukup sadis. Empat pelaku ini berupaya merampas kendaraan milik warga desa tersebut dengan melakukan tindak kekerasan, menyabetkan celurit ke tangan korban hingga terluka parah.
Kronologinya, saat itu Poniran, warga Desa Kedung Pandan RT 10, RW 2, Jabon dalam perjalanan pulang setelah mengantarkan anaknya yang bekerja di sebuah pabrik di Pasuruan. Poniran yang mengendarai sepeda motor Honda Vario putih 125 cc bernopol W 5423 QT ini ternyata dibuntuti dua orang pengendara lain sejak di Desa Kebun Rejo, Jabon.
Sampai di sebuah jembatan yang membatasi Desa Kedung Rejo dengan Kedung Pandan, dua orang berboncengan Sepeda Motor Honda Beat yang membuntuti Poniran itu menghentikan laju sepeda motornya. Saat itu sekitar pukul 04.45 WIB, situasi di jalan itu masih sepi dari pengendara lain.
AKP Subadri Kapolsek Jabon, Sidoarjo mengatakan, kedua pelaku yang mengendarai Honda Beat itu berpura-pura menanyakan arah jalan yang dia tuju kepada korban. Tapi tidak lama kemudian, dua pelaku lain mengendarai sepeda Suzuki Satria datang ke lokasi.
Tanpa tedeng aling-aling, kedua pelaku yang datang belakangan mengeluarkan celurit lalu secara spontan menyabetkan senjata tajam itu ke tangan Poniran. Tangan kanan korban terluka parah. “Pelaku menyabetkan celurit itu dua kali, sabetan kedua mengenai pergelangan tangan kiri korban,” kata Subadri kepada suarasurabaya.net, Minggu sore.
Korban yang kesakitan berteriak kencang dan berusaha berlari dari serangan keempat pelaku. Teriakan korban ini didengar oleh Suroso, seorang penjaga sawah di sekitar lokasi kejadian. Suroso berlari mendekat bermaksud memberi pertolongan sambil berteriak-teriak “maling,” agar warga lain mendengar.
“Warga yang mendengar teriakan Suroso lalu berkumpul di pertigaan Desa Kedung Pandan. Mereka Nyanggong (menunggu,red) para pelaku melintas di sana,” ujar Badri. Dia menyebutkan, saat itu ada sekitar 600-an warga Kedung Pandan yang sudah menunggu pelaku.
Herman dan Iskandar, dua pelaku pengendara Honda Beat yang berasal dari Desa Kedung Banteng dan Desa Pecanggungan, Kecamatan Rembang, Pasuruan, tertanggap warga. Sedangkan dua pelaku lain yang mengendarai Suzuki Satria berhasil melarikan diri.
Warga marah, Herman dan Iskandar pun menjadi bulan-bulanan kemarahan mereka. Warga menghajar kedua pelaku sampai babak belur baik dengan kayu maupun benda tumpul lain. “Kedua pelaku meninggal. Polisi waktu itu belum sampai sana. Sekitar 15 menit kemudian, polisi baru tiba di lokasi, dan kedua pelaku ini sudah meninggal,” kata Subadri.
Anang Makruf, pendengar Radio Suara Surabaya yang tinggal di kawasan Jabon melaporkan, kedua pelaku yang meninggal ini sempat dimasukkan ke parit.
AKP Subadri Kapolsek Jabon mengatakan, di lokasi seperti itu memang rawan terjadi aksi begal. Jalan tuangan yakni perbatasan antar desa yang berupa pertambakan dan persawahan yang seringkali sepi memang menjadi sasaran pelaku kejahatan. “Jalan seperti ini memang banyak menjadi sasaran para tersangka 365 (pencurian dengan kekerasan,red),” ujarnya.
Tidak hanya di kawasan Kedung Pandan, Jabon, jalan seperti ini kata Subadri juga banyak terdapat di daerah Beji, Bangil, juga Gempol Pasuruan. “Makanya banyak anggota dari Polsek Beji, Bangil, juga Gempol yang datang untuk mengecek, barangkali pelaku masuk dalam DPO (daftar pencarian orang) mereka,” katanya.
Polsek Jabon, kata Subadri, tetap melakukan penyelidikan atas kasus begal ini dengan menggali keterangan hasil olah TKP di lokasi kejadian serta mengejar dua pelaku lain yang masih kabur. Sementara, Poniran, korban, telah mendapat penanganan di RS setempat. “Sudah kami fokuskan untuk Curas ini, kami akan tetap melakukan penyelidikan,” katanya.(den/dwi)