Sabtu, 23 November 2024

Begini Cara Identifikasi Saintifik Terhadap Jenazah Hangus di Makam Kembang Kuning

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Jenazah ditemukan tergeletak di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kembang Kuning Surabaya, Sabtu (27/5/2017) sore. Foto: Aray Mahfud‎ via e100

AKBP Shinto Silitonga Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya menyatakan, identitas jenazah yang ditemukan dalam kondisi hangus di Makam Kembang Kuning, Sabtu (27/5/2017) sore, telah terungkap.

Jenazah yang awalnya sulit dikenali ini akhirnya bisa dipastikan oleh polisi bernama Haryo, pria yang bertempat tinggal di Jalan Wonorejo Gang IV nomor 71. Awalnya, polisi sempat salah mengidentifikasi.

Di awal-awal identifikasi, Tim Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System) Polrestabes Surabaya dan dokter yang mengautopsi meyakini, jenazah itu bukan Haryo.

Saat itu, sudah ada Agung, kakak Haryo, yang melaporkan kehilangan anggota keluarga sambil membawa foto. Ciri-ciri fisik jenazah dengan foto itu, menurut Shinto, tidak identik.

“Misalnya telinga yang tidak menggantung, juga hidung yang terkesan lebih pesek daripada yang ada di gambar (foto) yang dibawa oleh Agung,” katanya.

Diskusi anggota inafis, doktor pengautopsi, serta keluarga jenazah hampir sampai pada kesimpulan itu. Bahwa jenazah hangus di makam Kembang Kuning bukan Haryo.

Hasil pemeriksaan tim Inafis terhadap sidik jari jenazah dengan Mobile Automatic Multi Biometric Identification System (Mambis) juga sempat meleset.

Jari jenazah yang penuh jelaga saat diidentifikasi dengan Mambis, menghasilkan akurasi kurang dari 50 persen untuk satu identitas warga di kawasan Jalan Tenggilis.

“Setelah kami konfirmasikan ke lokasi, hasilnya negatif,” ujar Shinto.

Tim Inafis mencoba berbagai cara. Menjajal berbagai metode scientific identification hingga akhirnya menemukan cara paling efektif untuk memunculkan sidik jari jenazah.

“Tim Inafis merendam potongan jari jenazah di dalam air selama beberapa hari sehingga jelaganya menghilang dan sidik jarinya kembali muncul,” kata Shinto.

Mesin Mambis yang terintegrasi dengan database KTP elektronik akhirnya menunjukkan hasil yang akurat, bahwa jenazah memang benar Haryo.

“Jenazah sudah dikembalikan ke keluarganya dari Kamar Mayat RS Dr Soetomo, kalau tidak salah Kamis (1/6/2017) kemarin,” kata Shinto.

Penyebab Kematian Haryo

Tim dokter yang mengautopsi jenazah Haryo menyimpulkan, kematian laki-laki itu akibat terlalu banyak menghirup efek pembakaran. Zat itu memenuhi rongga hidung hingga paru-parunya.

Dengan kata lain, Haryo meninggal saat sekujur tubuhnya tengah terbakar.

Polisi menduga, ada kemungkinan besar Haryo membakar diri. Ini berdasarkan informasi yang didapat bahwa Haryo sempat mengalami depresi.

“Kami dapat informasi, Haryo ini dahulu pernah sehat dan kekar. Tapi setelah sakit TBC tubuhnya tidak lagi seperti dulu. Atau karena itu dia banyak pikiran, sehingga berpeluang mengakhiri hidupnya sendiri,” kata Shinto.(den/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs