Artis nasional Arumi Bachsin mengaku aktif blusukan ke pelosok desa di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur guna mensosialisasikan imunisasi campak dan rubela kepada masyarakat setempat.
“Gerakan (sosialisasi) itu kami lakukan bersama jajaran pengurus tim penggerak PKK Trenggalek serta penggiat organisasi kewanitaan berbasis ormas lain, seperti ibu-ibu muslimat, fatayat dan sebagainya,” kata Arumi Bachsin yang juga Ketua tim penggerak PKK Kabupaten Trenggalek tersebut, Sabtu (16/9/2017).
Kendati waktu sangat mepet, istri Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak ini mengklaim upaya yang mereka lakukan bersama jaringan PKK, muslimat, fatayat di seluruh Trenggalek optimal.
Hanya proses interaksi diakuinya berjalan mengalir cepat sehingga terkesan kurang interaksi dua arah antara masyarakat dengan tim sosialisasi gerakan imunisasi MR.
“Waktu yang diberikan hanya dua pekan, sehingga feed back dari masyarakat tidak sepenuhnya bisa kami tampung. Agendanya menjadi sangat padat dan kami harus bisa maksimal dalam menyosialisasikan kegiatan imunisasi MR ini ke seluruh warga,” ujarnya.
Peran Arumi dalam gerakan imunisasi MR terlihat saat kegiatan penyuntikan vaksin MR ke puluhan balita di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek bersamaan dengan kunjungan lapangan (site visit) perwakilan lembaga internasional urusan anak, UNICEF, Kamis (14/9/2017).
Saat itu Arumi yang juga didampingi sang suami, Bupati Emil Dardak, terlihat aktif berinteraksi dengan ibu-ibu desa.
Dialog tak hanya dilakukannya dengan memberi penjelasan manfaat dan tujuan dilakukannya imunisasi MR kepada anak balita mulai usia 9 bulan hingga remaja usia 15 tahun.
Dalam beberapa kesempatan, Arumi juga membujuk warga dan perangkat desa aktif memberi pengertian kepada warga yang masih takut/enggan mengikuti imunisasi MR agar sukarela datang ke puskesmas terdekat.
“Mumpung gratis, suntik vaksin MR ini jika dilakukan secara mandiri tarifnya bisa mencapai Rp1,5 juta. Imunisasi MR sangat perlu demi menghindarkan anak-anak kita dari resiko kematian ataupun cacat tetap, seperti banyak terjadi pada bayi lahir dengan berbagai kendala fisik akibat virus campak ataupun rubela tadi,” kata Arumi.
Kendati minim persiapan, gerakan sosialisasi imunisasi MR oleh Arumi Cs bersama jajaran dinas kesehatan setempat terpantau cukup efektif.
Buktinya hingga pertengahan September 2017 atau 1,5 bulan pelaksanaan gerakan imunisasi MR yang menjadi program nasional didukung oleh UNICEF itu, capaian imunisasi telah tembus 88,26 persen dari total sasaran riil berdasar pendataan tim Dinkes Trenggalek yang berjumlah 147.005 jiwa.
“Kalau berdasar proyeksi sasaran yang dibuat oleh kementrian (kesehatan) yang jumlahnya diestimasi 136.324 jiwa, capaian kita sudah 95,18 persen,” kata Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak, menjelaskan berdasar data capaian imunisasi MR yang disodorkan tim dinkes setempat.
Emil maupun tim Penanggulangan dan Pemnerantasan Penyakit Menular Dinkes Trenggalek senada dalam menyampaikan tren positif capaian gerakan imunisasi MR.
Kendati diakui masih ada sebagian kecil yang menolak karena berbagai alasan, di sisa waktu pelaksanaan program imunisasi MR hingga 30 September 2017, Emil opimistis target capaian minimal 95 persen dari total sasaran riil di seluruh wilayah Trenggalek bisa tercapai.
“Kami berharap lebih dari itu. Pemahaman tentang bahaya virus campak dan rubela ini penting, terutama bagi ibu-ibu agar bisa melahirkan anak dalam kondisi sehat. Imunisasi atau vaksinasi MR ini sangat efektif mencegah kelahiran bayi dengan berbagai penyakit atau cacat tubuh dari lahir yang disebabkan virus rubela atau bahkan campak yang bisa menyebabkan kematian,” kata Emil.(ant/fik)