Jumat, 22 November 2024

Artificial Intelligence, Bukan Profesi yang Tergantikan, Tapi Kegiatannya

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Ilustrasi. Robot yang mengerjakan pekerjaan para pramusaji.

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan berkembang semakin canggih seiring berkembangnya teknologi. Namun salah satu hal yang membatasi adalah sifatnya yang berulang-ulang.

Toni Antonio Rektor Universitas Ciputra mengatakan, tapi kalau tentang ulasan, analisa dan penalaran tetap butuh pikiran manusia.

“Bukan profesinya yang tergantikan, tapi kegiatan-kegiatan yang berulang-ulang itu yang bisa digantikan kecerdasan buatan atau robot,” kata Toni pada Radio Suara Surabaya.

Kata Toni, kecerdasan buatan inilah yang harus bisa diterima dengan bijak karena kemajuan teknologi selalu ada sisi positif maupun negatifnya.

Kemampuan untuk mengatasi hal-hal yang sifatnya kepedulian, konseling dan hal-hal yang bersifat nalar ini yang tidak tergantikan. Oleh karena itu, pendidikan yang kita miliki harus lebih adaptif dan siap menghadapi tantangan tersebut.

Dalam hal ini, kata dia, belajar tidak harus sekolah atau kuliah. Tapi belajar adalah sebuah proses memahami dan mengenal apa yang terjadi dan yang akan terjadi.

“Kecerdasan buatan itu bisa melakukan sesuatu yang berulang-ulang. Tapi kalau sifatnya analitik dan daya nalar tetap butuh sentuhan manusia,” ujar dia.

Sementara, generasi yang ada saat ini memang lebih akrab dengan teknologi dan lebih mudah menyesuaikan. “Tapi untuk mereka yang sudah mapan tampaknya butuh waktu untuk berubah,” katanya. (dwi/ipg)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs