Anjungan Jawa Timur di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), akan terus diupayakan menjadi media promosi bagi kesenian dan budaya Jatim.
Jatim yang kaya dengan keanekaragaman kesenian dan budaya, tidak akan dikenal oleh masyakat daerah lain, kalau tidak didorong dengan promosi dan sosialisasi tentang ragam seni budaya yang ada.di Jatim.
Gagasan ini disampaikan Dwi Suyanto Kepala Perwakilan Pemprov Jatim di Jakarta, kepada reporter suarasurabaya.net di Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Menurut Dwi, selama ini kalau berbicara tentang kesenian Jawa Timur, orang akan teringat Tari Gandrung Banyuwangi atau Reog Ponorogo, yang sering tampil di event nasional maupun internasional.
Dwi yang baru beberapa bulan menjabat Kepala Perwakilan Jatim di Jakarta, mengatakan, sebenarnya kesenian tradisional Jawa Timur, bukan hanya Gandrung dan Reog.
“Masih banyak lagi. Karena kurang promosi dan mengadakan pagelaran kesenian tersebut tidak dikenal banyak orang,” katanya.
Anjungan Jawa Timur di TMII, akan memfasilitasi kesenian tradisional daerah Jatim, tampil di Anjungan Jatim secara bergiliran. Seperti Tayub kesenian khas Tuban ini aka tampil Minggu, 17 September 2017.
Tayub ini sebua tarian yang menggambarkan gotong-royong dan kebersamaan. Karena undangan diberi kesempatan untuk menari bersama dengan iringan gending-gending Jawa.
“Mendengar kesenian Jatim yang satu ini, mungkin stigma kita adalah ke sesuatu budaya yang negatif. Namun, di sisi lain budaya Jatim yang satu ini sangatlah populer di kalangan masyarakat terutama di kalangan masyarakat menengah ke bawah di seantero pelosok Kabupaten Tuban Jawa Timur,” katanya.
Dwi menjelaskan, Kecamatan Kerek adalah sebagia pusat budaya Tayub di Kabupaten yang pernah dipimpin oleh Ronggolawe tersebut.
Kesenian yang notabena sudah mulai terkikis oleh kebudayaan modern ini sampai saat ini masih tetap bisa bertahan dan bersaing dengan budaya-budaya anak muda sekarang.
Sekilas kalau kita menilik budaya Tayub memang terbilang kuno, karena budaya yang satu ini masih kental dengan nuansa jawa kuno, mulai dari gaya busana dari para pemeran seni tersebut maupun peralatan musik yang di usung pun juga masih terbilang khas.
Namun, seiring dengan perkembangan jaman tak jarang juga yang sudah memadukan unsur modern seperti drum dalam musik Tayub.
Masyarakat Jatim yang ada di Jakarta, diharapkan hadir untuk menghidupkan kembali kesenian tradisional yang semakin terpinggirkan, kata kepala perwakilan Jatim di Jakarta. (jos/bid/ipg)