Sebanyak tujuh ekor anjing pelacak diturunkan untuk membantu proses pencarian korban longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Kamis (6/4/2017).
Tujuh ekor anjing pelacak tersebut terdiri lima ekor dari Mabes Polri dan dua ekor milik Polda Jawa Timur.
Kombes Pol Achmad Rudi Mulyanto Direktur Sabhara Polda Jawa Timur, mengatakan, anjing pelacak yang diturunkan itu sangat membantu dalam proses pencarian korban longsor mulai dari titik A hingga B.
Karena selama proses pencarian dari hari Minggu (2/4/2017) hingga Kamis (6/4/2017) sekarang ini, telah berhasil menemukan titik-titik yang diduga kuat merupakan tubuh manusia.
“Kemarin itu sebenarnya menemukan tiga titik di sektor A. Tapi, karena ada longsoran tepat di titik penemuan dan terkena hujan akhirnya hilang,” kata Kombes. Pol Achmad Rudi Mulyanto, kepada suarasurabaya.net, di lokasi longsor, Kamis (6/4/2017).
“Kalau pencarian hari ini anjing pelacak ini menemukan dua titik, yang langsung diberi tanda sama anggota. Agar, cepat dilakukan proses pencarian menggunakan alat berat (ekskavator),” ujarnya.
Perwira tiga melati di pundak tersebut meyakini, kalau titik yang ditemukan anjing pelacak itu adalah tubuh manusia. Ini karena anjing pelacak yang diturunkan merupakan satwa spesialis SAR khusus untuk pencarian korban bencana termasuk korban tertimbun longsoran.
Apalagi, satwa yang diturunkan di lokasi longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo itu pernah berhasil menemukan bangkai manusia, di musibah Aceh.
Maka, dalam pencarian di titik yang sudah ditentukan itu, nantinya petugas atau operator alat berat ekskavator agar berhati-hati. Radiusnya sekitar empat hingga lima meter.
“Penciuman anjing ini sangat tajam. Dimungkinkan titik yang ditemukan itu tubuh manusia. Tapi, hanya saja kedalamannya itu sekitar 6 meter. Makanya kita minta nantinya saat mengeruk tanah material longsor itu berhati-hati,” terang dia.
Menurut, proses pencarian korban longsor dengan menggunakan satwa anjing, kendalanya adalah timbunan longsor itu sangat dalam. Sebab, penciuman anjing pelacak hanya sampai 10 meter.
Serta, jika sudah ditemukan tidak langsung dilakukan pengerukan dan terkena hujan deras. Maka, akan titik pencarian itu cepat hilang.
“Rata-rata longsor disini ini mencapai 15 meter hingga 20 meter lebih. Nah yang ditemukan sama anjing pelacak kita itu kedalamannya sekitar 6 meter, dan itu berdasarkan orang yang mendampingi anjing pelacak,” ujarnya. (bry/ipg)