Alat Ungkap Narkoba Kurang Mumpuni, Kapolda Curhat ke DPR RI

Irjen. Pol. Machfud Arifin Kapolda Jawa Timur curhat kepada anggota dewan dari DPR RI Komisi III yang berkunjung ke Mapolda Jawa Timur. Polisi, terutama Direktorat Narkoba Jawa Timur memerlukan alat mumpuni untuk menangkap jaringan peredaran narkoba.

Dia mencontohkan, saat anggotanya melakukan penangkapan di Jakarta dan Depok, terpaksa harus secara sembunyi-sembunyi dan manual. Padahal dalam teknologi sudah gamblang, sudah didukung dengan peralatan sadap dan tracking untuk menangkap jaringan peredaran narkoba.

“Tapi, yang kita miliki alat itu hanya satu, sedangkan alat canggih itu sekarang jadi rebutan untuk semua unit. Mulai dari Ditkrimsus, Ditkrimum, dalam mengungkap jaringan apapun. Termasuk Ditnarkoba ini perlu perangkat yang cukup supaya bisa menangkap jaringan peredaran narkoba, makanya kita menggandeng BNN, karena BNN yang punya alatnya,” kata Machfud, Kamis (2/3/2017).

Mengenai curhatan itu, Trimedya Panjaitan Anggota Komisi III DPR RI mengaku mendukung penuh upaya yang dilakukan oleh Irjen. Pol. Machfud Arifin Kapolda Jawa Timur, terhadap operasi tumpas narkoba.

“Kami sangat mendukung upaya-upaya Polri meningkatkan kualitas pelayanan mereka terhadap masyarakat. Terutama pemberantasan narkoba, yang membutuhkan peralatan yang canggih,” kata Trimedya, di sela usai ikut melakukan pemusnahan barang bukti narkoba di Mapolda Jatim.

Mengenai alat yang dibutuhkan untuk mendeteksi dan mengungkap jaringan peredaran narkoba, Trimedya mengatakan, akan menindaklanjuti. Karena itu sesuai dengan porsi Komisi III DPR RI yang membidangi tugas di bagian hukum, hak asasi manusia, dan keamanan.

“Karena APBN 2017 sudah di dok. Apakah nantinya akan melakukan dan memasukan di APBN 2018 akan kita bicarakan dengan anggota komisi III lainnya. Tapi, pada prinsipnya kita mendukung dan berapa harga barang yang diinginkan oleh Mahfud Arifin, Kapolda yang baru,” ujar politisi PDI Perjuangan. (bry/ana/den)